Selasa, 27 Desember 2016

Index Tugas Blog Filsafat Novinta Dewi 2280150036 Pendidikan Sosiologi

1. Artikel Tentang Pendidikan Dan Psikologi
2. Generalisasi-greneralisasi sejarah
3. Definisi Pendidikan Kolonial
4. Penentu Kelas Sosial
5. Pengukuran Kelas Sosial
6. Globalisasi Kebudayaan
7. Akibat Konflik Sosial
8. Terjadinya Alih Teknologi Di Era Globalisasi
9. Antisosial
10. Apakah Sosiologi Itu?
11. Gender
12. Teori Strukturasi Anthony Giddens
13. Mcdonalisasi Hasil Globalisasi
14. Sejarah Perkembagang Agama
15. Makanan Khas Bojonegara, Kab. Serang, Banten
16. Lingkungan Pendidikan Utama
17. Bandrong
18. Bee Movie
19. Artikel Tentang Pendidikan Dan Psikologi
20. Bisa ga sih Manusia Hidup Tanpa Struktur Sosial?
21. Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
22. Filsafat Sosial Hegel
23. Hak Kepemilikan Kanet
24. Pembukaan UUD 1945 Sebagai Fundamental
25. Sosialisme Reformis dan Revolusioner sebelum Tahun 1914
26. Kedudukan Hukum Wanita Indonesia Di Dalam Kehidupan Keluarga
27. Asas Pembangunan Perdesaan
28. Teori Asal Usul Masyarakat
29. Pemikiran Tentang Masyarakat Feodal
30. Jenis Biaya Analisis Titik Impas (Break Even Point)
31. Manfaat dan Kegunaan Analisis titik impas (break event point)
32. Keterbatasaan dan Kelemahan  Analisis Titik Impas
33. Peran Masyarakat menurut UU perlindungan anak
34. Fungsi Perilaku Menyimpang
35. Hakikat Globalisasi
36. Hallyu Wave
37. Demam K-Pop
38. Sulitnya Menjadi K-Idol
39. Perubahan sosial yang terjadi di Kasepuhan Sinar Resmi
40. Seperti apa identitas bangsa yang dibangun dalam pendidikan di Indonesia
41. IPTEK Dan Peran Kekhalifaan Alam Semesta
42. Karakteristik Penjajahan Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda dan Jepang
43. Kelainan Gender
44. Keterkaitan lagu “Me, My self, and I” dengan pandangan menurut teori George Simmel
45. Manfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi
46. Media Pembelajaran IPS di Sekolah Menengah
47. Mendemokratisasikan Kesejahteraan
48. Menjadi Menyimpang
49. Metode Dalam Sosiologi
50. Contoh Naskah Drama
51. Objek kajian Sosiologi
52. Hukum Islam
53. Pengembangan Pendidikan IPS di Masyarakat
54. Pengertian Mengarang dan Karangan
55. Pengertian Perkawinan
56. Pengertian Sejarah
57. Perilaku Menyimpang
58. Timbulnya Persoalan Moral Dalam Era Globalisasi
59. Perspektif Sosiologi
60. Psikologi Sosial
61. Pengertian Ragam Bahasa
62. Perjalanan Karier Super Junior
63. Rule of Law dan Hak Asasi Manusia
64. Sikap
65. Sistem Sosial
66. Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadaian
67. Sosiologi
68. Dampak Teknologi Informasi dan Komunikasi
69. Patronase Vs. Populisme: Strategi Mengelola Kesejahteraan Dalam Politik Perkotaan Di Bandung
70. Apa itu ontologi seni, epistemologi seni, dan aksiologi seni?
71. Kurikulum Yang Ada Di Indonesia
72. HAM Dalam Perspektif
73. Lingkungan Pendidikan
74. Pakaian Pramuka
75. Kasus Keakraban Pada Lingkungan Sekolah

75. KASUS KEAKRABAN PADA LINGKUNGAN SEKOLAH


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keprribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Fungsi utama sebuah pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, kepribadian sertaa peradapan yang bermartabat dalam hidup dan kehidupan atau dengan kata lain pendidikan berfungsi memanusiakan manusia agar menjadi manusia yang benar sesuai dengan norma yang dijadikan sebagai landasannya.

Manusia mempunyai sejumlah kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengalaman.  Pengalaman itu terjadi karena interaksi manusia dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial manusia secara efisien dan efektif itulah yang disebut dengan pendidikan. Dan latar tempat berlangsungnya pendidikan itu disebut lingkungan pendidikan, khususnya pada tiga lingkungan utama pendidikan, yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Berdasarkan perbedaan ciri-ciri penyelenggaraan pendidikan pada ketiga lingkungan pendidikan itu, maka ketiganya sering dibedakan sebagai pendidikan informal, formal, dan nonformal. Pendidikan yang terjadi dalam lingkungan keluarga berlangsung alamiah dan wajar serta disebut pendidikan informal. Sebaliknya, pendidikan sekolah adalah pendidikan yang secara sengaja dirancang dan dilaksanakan dengan aturan-aturan yang ketat, seperti harus berjenjang dan berkesinambungan, sehingga disebut pendidikan formal. Sedangkan pendidikan di lingkungan masyarakat (umpamanya kursus dan kelompok belajar) tidak dipersyaratkan berjenjang dan berkesinambungan, serta dengan aturan-aturan yang lebih longgar sehingga disebut pendidikan nonformal.

Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat dicapai tujuan pendidikan yang optimal. Penataan lingkungan pendidikan itu terutama dimaksudkan agar proses pendidikan dapat berkembang efisien dan efektif.

 Di daerah Bojonegara, tepatnya pada Kp. Marga Indah terdapat sebuah sekolah dasar yang memiliki guru dan siswa dari daerah itu sendiri. Sistem pendidikan yang diterapkan di sekolah tersebut sama halnya dengan sekolah-sekolah lain. Guru memberikan teori dan praktikal yang seimbang. Yang membedakan sekolah ini dengan sekolah lain adalah faktor kualitas guru dan siswanya. Sebenarnya jumlah gurunya tidak terlalu buruk. Namun para guru kurang bisa memerankan fungsinya dengan optimal. Seperti yang kita tahu, murid akan melakukan segala yang dicontohkan oleh gurunya. Sayangnya beberapa guru di sekolah ini masih ada yang belum bisa menjadi panutan di sekolahnya. Dan pada kualitas siswa, secara sempurna siswa belum dapat membedakan situasi dimana saat kita sedang berbicara pada guru dan berbicara pada tetangga, dengan kata lain dikatakan ‘sok akrab’ kepada gurunya. Sikap ini menghasilkan siswa yang sedikit tidak patuh dan memudahkan suatu pekerjaan karena keakraban mereka.

Kasus keakraban siswa dan guru ini sudah menjadi suatu tradisi di sekolah tersebut. Di satu sisi, ada siswa yang berpikir bahwa akrab dengan guru itu perlu karena itu mempermudah proses pembelajaran mereka. Namun disisi lain ada pula yang menganggap bahwa dekat dengan guru membuat siswa menjadi sombong.

Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut seperti rendahnya kualitas guru dan siswa yang dijelaskan diatas, ada dua solusi yaitu:
•    Solusi sistemik: yaitu solusi dengan mengubah system-sistem sosial yang berkaitan dengan system pendidikan.
•    Solusi teknis: yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan siswa.
Solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan pada upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitas system pendidikan.

74. PAKAIAN PRAMUKA

 Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor. 174 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pakaian Anggota Gerakan Pramuka.

1.    Maksud dan Tujuan
a.    Maksud petunjuk penyelenggaraan ini adalah sebagai pedoman bagi kwartir dan satuan Gerakan Pramuka, dalam pemakaian pakaian seragam anggota Gerakan Pramuka.
b.    Tujuan petunjuk penyelenggaraan ini untuk memberi petunjuk kepada para anggota Gerakan Pramuka putri dan putra dalam pemakaian seragam secara benar, tertib dan rapi menunjang usaha pencapaian tujuan Gerakan Pramuka.

2.    Pakaian Seragam Pramuka terdiri dari:
a.    Tutup Kepala.
b.    Baju Pramuka.
c.    Rok/ Celana.
d.    Setangan Leher.
e.    Ikat Pinggang.
f.    Kaos Kaki.
g.    Sepatu.
h.    Tanda Pengenal.

3.    Jenis-jenis pakaian seragam pramuka:
a.    Pakaian Seragam Harian.
b.    Pakaian Seragam Kegiatan.
c.    Pakaian Seragam Upacara.
d.    Pakaian Seragam Khusus:
    1) Pakaian Seragam Muslim.
    2) Pakaian Seragam Tambahan.

Asas, Fungsi, Tujuan Gerakan Pramuka
Asas, fungsi, dan tujuan Gerakan Pramuka dijelaskan dalam UU baru Gerakan Pramuka Nomor 12/2010 sebagai berikut:

1.    Asas (Pasal 2)
Gerakan Pramuka berasaskan Pancasila
2.    Fungsi (Pasal 3)
Gerakan pramuka berfungsi sebagai wadah untuk mencapai tujuan pramuka melalui:
pendidikan dan pelatihan pramuka;
pengembangan pramuka;
pengabdian masyarakat dan orang tua; dan
permainan yang berorientasi pada pendidikan.
3.    Tujuan (Pasal 4)
Gerakan pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup.

Sejarah Kepramukaan Dunia

Riwayat hidup Baden Powell
Lahir tanggal 22 Pebruari 1857 dengan nama Robert Stephenson Smyth. Ayahnya bernama powell seorangProfessor Geometry di Universitas Oxford, yang meninggal ketika Stephenson masih kecil. Pengalaman BadenPowell yang berpengaruh pada kegiatan kepramukaan banyak sekali dan menarik diantaranya :
a) Karena ditinggal bapak sejak kecil, maka mendapatkan pembinaan watak ibunya.
b) Dari kakaknya mendapat latihan keterampilan berlayar, berenang, berkemah, olah raga dan lain-lainnya.
c) Sifat Baden Powell yang sangat cerdas, gembira, lucu, suka main musik, bersandiwara, berolah raga,mengarang dan menggambar sehingga disukai teman-temannya.
d) Pengalaman di India sebagai pembantu Letnan pada Resimen 13
Kavaleri yang berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang di puncak gunung serta keberhasilan melatih panca indera kepada
Kimball O¶Hara.
e) Terkepung bangsa Boer di kota Mafeking, Afrika Selatan selama 127 hari dan kekurangan makan.
f) Pengalaman mengalahkan
Kerajaan Zulu di Afrika dan mengambil kalung manik kayu milik Raja Dinizulu.Pengalaman ini ditulis dalam buku ³Aids To Scouting´ yang merupakan petunjuk bagi Tentara muda Inggrisagar dapat melaksanakan tugas penyelidik dengan baik. William Smyth seorang pimpinan Boys Brigade diInggris minta agar Baden Powell melatih anggotanya sesuai dengan pengalaman beliau itu.
Kemudian dipanggil21 pemuda dari Boys Brigade di berbagai wilayah Inggris, diajak berkemah dan berlatih di pulau Browns Sea pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8 hari.Tahun 1910 BP pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Pada tahun 1912 menikah denganOvale St. Clair Soames dan dianugerahi 3 orang anak. Beliau mendapat titel Lord dari Raja George pada tahun1929 Baden Powell meninggal tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri,
Kenya, Afrika.


Sejarah Kepramukaan Sedunia
 Awal tahun 1908 Baden Powell menulis pengalamannya untuk acara latihan kepramukaan yang dirintisnya.
Kumpulan tulisannya ini dibuat buku dengan judul ³Scouting For Boys´. Buku ini cepat tersebar di Inggris dannegara-negara lain yang kemudian berdiri organisasi kepramukaan yang semula hanya untuk laki-laki dengannama Boys Scout.Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes didirikan organisasi kepramukaan untuk wanita dengannama Girl Guides yang kemudian diteruskan oleh istri beliau.Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama CUB (anak serigala) dengan buku The JungleBook karangan Rudyard
Kipling sebagai pedoman kegiatannya. Buku ini bercerita tentang Mowgli si anak rimbayang dipelihara di hutan oleh induk serigala.Tahun 1918 beliau membentuk Rover Scout bagi mereka yang telah berusia 17 tahun. Tahun 1922 beliaumenerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju ke pantai bahagia.Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall, London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World).Tahun 1924 Jambore II di Ermelunden, Copenhagen, Denmark Tahun 1929 Jambore III di Arrow Park, sBirkenhead, InggrisTahun 1933 Jambore IV di Godollo, Budapest, HongariaTahun 1937 Jambore V di Vogelenzang, Blomendaal, BelandaTahun 1947 Jambore VI di Moisson, PerancisTahun 1951 Jambore VII di Salz
Kamergut, AustriaTahun 1955 Jambore VIII di sutton Park, Sutton Coldfild, InggrisTahun 1959 Jambore IX di Makiling, PhilipinaTahun 1963 Jambore X di Marathon, YunaniTahun 1967 Jambore XI di Idaho, Amerika SerikatTahun 1971 Jambore XII di Asagiri, JepangTahun 1975 Jambore XIII di Lillehammer, NorwegiaTahun 1979 Jambore XIV di Neishaboor, Iran tetapi dibatalkanTahun 1983 Jambore XV di
Kananaskis, Alberta,
KanadaTahun 1987 Jambore XVI di Cataract Scout Park, AustraliaTahun 1991 Jambore XVII di
K
orea SelatanTahun 1995 Jambore XVIII di BelandaTahun 1999 Jambore XIX di Chili, Amerika SelatanTahun 2003 Jambore XX di Thailand
Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru dapat terlaksana tahun 1919. Darisahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau mendapat sebidang tanah di Chingford yang kemudiandigunakan sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka dengan nama Gilwell Park.Tahun 1920 dibentuk Deewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya di London, Inggrisdan tahun 1958 Biro
Kepramukaan sedunia dipindahkan dari London ke Ottawa
Kanada. Tanggal 1 Mei 1968Biro kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss.Sejak tahun 1920 sampai 19
Kepala Biro
Kepramukaan Sedunia dipegang berturut-turut oleh Hebert Martin(Inggris).
Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry (
Kanada) yang pada tahun 1965 diganti oleh R.T.Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy sebagai Sekjen.Biro
Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Costa Rica, Mesir, Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro kepramukaan Sedunia Putri bermarkas di London dengan 5 kantor kawasan di Eropa,Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.

Sejarah Kepramukaan Indonesia
A.Pendahuluan
 Pendidikan
Kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang penting,yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Untuk itu perlu diketahui sejarah perkembangan
Kepramukaan di Indonesia.

B.
Sejarah Singkat Gerakan Pramuka
 Gagasan Boden Powell yang cemerlang dan menarik itu akhirnya menyebar ke berbagai    negaratermasuk Netherland atau Belanda dengan nama Padvinder. Oleh orang Belanda gagasan itu dibawa keIndonesia dan didirikan organisasi oleh orang Belanda di Indonesia dengan nama NIPV (Nederland IndischePadvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda).Oleh pemimpin-pemimpin gerakan nasional dibentuk organisasi kepanduan yang bertujuanmembentuk manusia Indonesia yang baik dan menjadi kader pergerakan nasional. Sehingga muncul bermacam-macam organisasi kepanduan antara lain JPO (Javaanse Padvinders Organizatie) JJP (Jong Java Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamitsche Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon).Dengan adanya larangan pemerintah Hindia Belanda menggunakan istilah Padvindery maka
K.H.Agus Salim menggunakan nama Pandu atau
Kepanduan.Dengan meningkatnya kesadaran nasional setelah Sumpah Pemuda, maka pada tahun 1930 organisasikepanduan seperti IPO, P
K(Pandu
  Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda Sumatra) bergabung menjadi
KBI(Kepanduan Bangsa Indonesia).
Kemudian tahun 1931 terbentuklah PAPI (Persatuan Antar Pandu Indonesia)yang berubah menjadi BPP
KI (Badan Pusat Persaudaraan
Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938.Pada waktu pendudukan Jepang
Kepanduan di Indonesia dilarang sehingga tokoh Pandu banyak yangmasuk
 Keibondan, Seinendan dan PETA.Setelah tokoh proklamasi kemerdekaan dibentuklah Pandu  Rakyat Indonesia pada tanggal 28Desember 1945 di Sala sebagai satu-satunya organisasi kepanduan.Sekitar tahun 1961 kepanduan Indonesia terpecah menjadi 100 organisasi kepanduan yang terhimpundalam 3 federasi organisasi yaitu IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia) berdiri 13 September 1951, POPPINDO(Persatuan Pandu Puteri Indonesia) tahun 1954 dan P
KPI (Persatuan
 Kepanduan Puteri Indonesia)Menyadari kelemahan yang ada maka ketiga federasi melebur menjadi satu dengan nama PER
KINDO(Persatuan
Kepanduan Indonesia).
Karena masih adanya rasa golongan yang tinggi membuat Perkindo masih lemah.
Kelemahan gerakankepanduan Indonesia akan dipergunakan oleh pihak komunis agar menjadi gerakan Pioner Muda seperti yangterdapat di negara komunis. Akan tetapi kekuatan Pancasila dalam Perkindo menentangnya dan dengan bantuan perdana Menteri Ir. Juanda maka perjuangan menghasilkan
Keppres No. 238 tahun 1961 tentang GerakanPramuka yang pada tanggal 20 Mei 1961 ditandatangani oleh Pjs Presiden RI Ir Juanda karena PresidenSoekarno sedang berkunjung ke Jepang.Di dalam
Keppres ini gerakan pramuka oleh pemerintah ditetapkan sebagai satu-satunya badan diwilayah Indonesia yang diperkenankan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, sehingga organisasi lainyang menyerupai dan sama sifatnya dengan gerakan pramuka dilarang keberadaannya

73. LINGKUNGAN PENDIDIKAN

1.    Pengertian Lingkungan Pendidikan
Manusia mempunyai sejumlah kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengalaman.  Pengalaman itu terjadi karena interaksi manusia dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial manusia secara efisien dan efektif itulah yang disebut dengan pendidikan. Dan latar tempat berlangsungnya pendidikan itu disebut lingkungan pendidikan, khususnya pada tiga lingkungan utama pendidikan, yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat. Seperti diketahui, lingkungan pendidikan pertama dan yang paling utama adalah keluarga. Makin bertambah usia seseorang, peranan lingkungan pendidikan lainnya (yakni sekolah dan masyarakat) semakin pentig meskipun pengaruh lingkungan keluarga masih tetap berlanjut.

Berdasarkan perbedaan ciri-ciri penyelenggaraan pendidikan pada ketiga lingkungan pendidikan itu, maka ketiganya sering dibedakan sebagai pendidikan informal, formal, dan nonformal. Pendidikan yang terjadi dalam lingkungan keluarga berlangsung alamiah dan wajar serta disebut pendidikan informal. Sebaliknya, pendidikan sekolah adalah pendidikan yang secara sengaja dirancang dan dilaksanakan dengan aturan-aturan yang ketat, seperti harus berjenjang dan berkesinambungan, sehingga disebut pendidikan formal. Sedangkan pendidikan di lingkungan masyarakat (umpamanya kursus dan kelompok belajar) tidak dipersyaratkan berjenjang dan berkesinambungan, serta dengan aturan-aturan yang lebih longgar sehingga disebut pendidikan nonformal.

Sebagai pelaksanaan Pasal 31 Ayat 2 dari UUD 1945, telah ditetapkan UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sisdiknas (beserta peraturan pelaksanaannya) yang menata kembali pendidikan di Indonesia. Sisdiknasi itu membedakan dua jalur pendidikan, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan sekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang berjenjang dan bersinambungan (SD dan SLTP), pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan diluar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang harus berjenjang dan bersinambungan, baik yang dilembagakan maupun tidak, yang meliputi pendidikan keluarga, pendidikan prasekolah (seperti kelompok bermain dan penitipan anak), kursus, kelompok belajar, dan sebagainya.

2.    Fungsi Lingkungan Pendidikan
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat dicapai tujuan pendidikan yang optimal. Penataan lingkungan pendidikan itu terutama dimaksudkan agar proses pendidikan dapat berkembang efisien dan efektif.
Masyarakat akan dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya jika setiap individu belajar berbagai hal, baik pola-pola tingkah laku umum maupun peranan yang berbeda-beda. Untuk itu proses pendidikan harus berfungsi untuk mengajarkan tingkah laku umum dan untuk menyeleksi/mempersiapkan individu untuk peranan-peranan tertentu. Sehubungan dengan fungsi yang kedua ini pendidikan bertugas untuk mengajarkan berbagai macam keterampilan dan keahlian. Meskipun pendidikan informal juga  berperan melaksanakan kedua fungsi tersebut, tetapi sangat terbatas, khususnya dilaksanakan oleh masyarakat yang masih primitif. Pada masyarakat yang sudah maju, fungsi yang kedua dari pendidikan itu hamper sepenuhnya diambil alih oleh lembaga pendidikan formal. Pendidikan formal berfungsi untuk mengajarkan pengetahuan umum dan pengetahuan-pengetahuan yang bersifat khusus dalam rangka mempersiapkan anak untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu. 

3.    Jenis-Jenis Lingkungan Pendidikan
    Manusia sepanjang hidupnya selalu akan menerima pengaruh dari 3 lingkungan pendidikan yang utama yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat, dan 3nya disebut tripusat pendidikan.
A.    Keluarga
    Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang karena hubungan semenda dan sedarah. Keluarga itu dapat berbentuk keluarga inti(ayah, ibu, dan anak) ataupun keluarga yang di perluas(kakek, nenek, adik ipar, dll) pada umumnya jenis kedualah yang banyak di temui dalam masyarakat Indonesia. Disamping faktor iklim sosial itu, faktor-faktor lain dalam keluarga itu ikut pula mempengaruhi tumbuh kembangnya anak, seperti kebudayaan, tingkat kemakmuran, keadaan rumahnya dan sebagainya. Dengan kata lain, tumbuh kembangnya anak dipengaruhi oleh keseluruhan situasi dan kondisi keluargnya.
    Perkembangan kebutuhan dan aspirasi individu maupun masyarakat, menyebabkan peran keluarga terhadap pendidikan anak-anaknya juga mengalami perubahan. Dengan meningkatnya kebutuhan dan aspirasi anak, maka keluarga pada umumnya tidak mampu memenuhinya. Oleh karna itu, sebagian dari tujuan pendidikan itu akan dicapai melalui jalur pendidikan sekolah ataupun jalur pendidikan luar sekolah lainnya. Hal ini tidak berarti bahwa keluarga dapat melepaskan diri dari tanggung jawab pendidikan anaknya itu, karena keluarga diharapkan , bekerjasama dan mendukung kegiatan pusat pendidikan lainnya.
    Fungsi dan peranan keluarga, disamping pemerintah dan masyarakat, dalam Sisdiknas Indonesia tidak terbatas hanya pada pendidikan keluarga saja, akan tetapi keluarga ikut serta bertanggung jawab terhadap pendidikan lainnya. Khususnya untuk pendidikan keluarga, terdapat beberapa ketentuan dalam UU RI No.2 thn 1989 tengan Sisdiknas yang menegaskan fungsi dan peranan keluarga dalam pencapain tujuan pendidikan yakni membangun manusia Indonesia seutuhnya.
    Keluarga itu tempat pendidikan yang sempurna sifat dan wujudnya untuk melangsungkan pendidikan kea rah pembentukan pribadi yang utuh, tidak saja bagi kanak-kanak tapi juga bagi para remaja. Pada umumnya kewajiban ibu bapak itu sudah berjalan dengan sendirinya sebagai suatu tradisi. Bukan hanya ibu bapak yang beradab dan berpengetahuan saja yang dapat melakukan kewajiban mendidik anak-anaknya, akan tetapi rakyat desapun melakukan hal ini. Mereka senantiasa melakukan usaha yang sebaik-baiknya untuk kemajuan anak-anaknya. Lingkungan keluarga sungguh-sungguh merupakan pusat pendidikan yang penting dan menentukan, karna itu tugas pendidikan adalah mencarai cara, membantu para ibu dalam tiap keluarga agar dapat mendidik anak-anak dengan optimal. Anak-anak yang biasa turut serta mengerjakan segala pekerjaan didalam keluarganya, dengan sendirnya mengalami dan mempraktekan bermacam-macam kegiatan yang amat berfaedah bagi pendidikan watak dan budi pekerti seperti kejujuran, keberanian, ketenangan, dsb.

B.    Sekolah
    Diantara 3 pusat pendidikan, sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Seperti yang telah di kemukakan bahwa karena kemajuan zaman, keluarga tidak mungkin lagi memenuhi seluruh kebutuan dan aspirasi generasi muda terhadap iptek. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakatnya itu. Sekolah seharusnya menjadi pusat pendidikan untuk menyiapkan manusia Indonesia sebagai individu, warga masyarakat, warga Negara, dan warga dunia di masa depan. Sekolah yang demikianlah yang diharapkan mampu melaksanakan fungsi pendidikan secara optimal, yakni mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional.
    Salah satu alternative yang mungkin dilakukan disekolah untuk melaksanakan kebijakan nasional itu adalah secara bertahap mengembakankan sekolah menjadi suatu tempat pusat latihan (training centre) manusia Indonesia di masa depan. Dengan kata lain, sekolah sebagai pusat pendidikan adalah sekolah yang mencerminkan masyarakat yang maju karna pemanfaatan secara optimal ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi tetap perpijak pada ciri ke indonesiaan. Dengan demikian, pendidikan disekolah seharusnya secara seimbang dan serasi menjamah aspek pembudayaan, penguasaan pengetahuan, dan pemilikan keterampilan peserta didik.

C.    Masyarakat
Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjai dari 3 segi yakni:
a.    Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan maupun yang tidak dilembagakan .
b.    Lembaga-lembaga kemasyarakatan atau kelompok sosial di masyarakat, baik langsung maupun tak langsung.
c.    Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang maupun yang di manfaatkan. Perlu pula di ingatkan bahwa manusia dalam bekerja dan hidup sehari-hari akan selalu berupaya memperoleh manfaat dari pengalaman hidupnya itu untuk meningkatkan dirinya. Dengan kata lain manusia berusaha mendidik dirinya sendiri dengan memanfaatkan sumber2 belajar yang tersedia di masyarakatnya dalam bekerja, bergaul, dsb.

Dari 3 hal tersebut yang kedua dan ketigalah yang terutama menjadi kawasan dari kajian masyarakat sebagai pusat pendidikan. Namun perlu ditekankan bahwa 3 hal tersebut hanya dapat di bedakan, sedangkan dalam kenyataan sering sukar di pisahkan.
    Fungsi masyarakat sebagai pusat pendidikan sangat bergantung pada paraf perkembangan dari masyarakat itu beserta sumber-sumber belajar yang tersedia di dalamnya. Namun perlu dikemukakan salah satu faktor dalam lingkungan masyarakat yang makin penting perananya yakni media masa. Pada umumnya media masa itu mempunyai 3 fungsi yakni informasi, edukasi, dan rekreasi. Wayan ardana(1986:modul4/23) mengemukakan bahwa media masa memiliki 3 macam pengaruh. Pertama, pengaruh sosialisai dalam arti luas, utamanya tentang sikap dan nilai-nilai dasar masyarakat serta model tingkah laku dalam berbagai bidang kehidupan. Kedua, pengaruh khusus tingkat jangka pendek, media masa mungkin menyebabkan orang membeli produk tertentu apapun memberi suara atau pendapat dengan cara tertentu. Ketiga, media masa memberikan pendidikan dalam pengertian yang lebih formal, yaitu dalam memberikan informasi atau menyajikan pengajaran dalam suatu bidang studi tertentu.

72. HAM Dalam Perspektif

1.    Sejarah Hak Asasi Manusia
Menurut Jan Materson dari komnas hak asasi manusia PBB, hak asasi manusia adalah hak hak yang melekat pada manusia yang tanpa dengannya manusia mustahil hidup sebagai manusia. Dilihat dari sejarahnya umumnya pakar eropa berpendapat bahwa HAM dimulai dengan lahirnya magna charta pada tahun 1215 di Inggris. Magna charta antara lain mencanangkan bahwa raja yang tadinya memiliki kekuasaan yang absolute (raja yang menciptakan hukum,tetapi ia sendiri tidak terikat pada hukum) menjadi dibatasi kekuasaanya dan mulai dimintai pertanggung jawabannya dimuka.




2.    Perbedaan HAM dalam pandangan Islam dan Barat
Hak Asasi manusia menurut pandangan barat semata-mata bersifat antroposentris artinya segala sesuatu berpusat kepada manusia. Dengan demikian manusia sangat dipentingkan. Sebaliknya HAM menurut pandangan islam bersifat teosentris artinya segala sesuatu berpusat kepada Tuhan. Dengan demikian Tuahan sangat dipentingkan. Dalam hubungan ini A.K Brohi menyatakan berbeda dengan pendekatan barat, strategi islam sangat mementingkan penghargaan kepada hak hak asasi dan kemerdekaan dasar manusia sebagai sebuah aspek kualitas dari kesadaran keagamaan yang terpatri didalam hati, pikiran, dan jiwa penganutnya. Perspektif islam sungguh sungguh bersifat teosentris.
Perbedaan yang fundamental antara hak asasi manusia menurut pemikiran barat dan hak asasi manusia menurut pemikiran islam. Makna teosentris bagi orang islam adalah manusia pertama-tama harus meyakini ajarannya yang dirumuskan dalam dua kalimat syahadat, baru setelah itu manusia melakukan perbuatan baik menurut isi keyakinannya itu.

3.    Prinsip – Prinsip HAM dalam Islam
Hak asasi manusia dalam islam sebagaimana termaktub dalam fikih menurut Masdar F. Mas’udi, memiliki lima perinsip utama, yaitu:
•    Hak perlindungan terhadap jiwa
Kehidupan merupakan sesuatu hal yang sangat niscaya dan tidak boleh dilanggar oleh siapapun. Allah berfirman dalam surat al-baqarah ayat 32:
“membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang menyelamatkan kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah menyelamatkan kehidupan manusia semuanya.’’
•    Hak perlindungan keyakinan
Dalam hal ini Allah telah mengutip dalam alqur’an yang berbunyi “la iqrah fi-dhin dan lakum dinukum waliyadin”

•    Hak perlindungan terhadap akal pikiran
Hak perlindungan terhadap akal pikiran ini telah di terjemahkan dalam perangkat hokum yang sangat elementer, yakni tentng haramnya makan atau minum hal-hal yang dapat merusak akal dan pikiran manusia.

•    Hak perlindungan terhadap hak milik
Hak perlindungan terhadap hak milik telah dimaksudkan dalamhokum sebagaimana telah diharamkannya dalam pencurian.

C. Pembinaan Hukum Nasional
1. Pengukuhan keberadaan sistem hukum islam di Indonesia
               Keberadaan sistem Hukum Islam di Indonesia sejak lama telah dikukuhkan dengan berdirinya sistem peradilan agama yang diakui dalam sistem peradilan nasional di Indonesia. Bahkan dengan diundangkannya UU No.7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, kedudukan Pengadilan Agama Islam itu semakin kokoh.
               Hukum Islam (fiqih) sebagai salah satu sistem hukum yang berlaku di Indonesia telah mendapatkan tempatnya dengan jelas ketika mantan Menteri Kehakiman Ali Said berpidato di depan simposium pembaharuan hukum perdata nasional yang diadakan pads tanggal 21 Desember 1981 di Yogyakarta.
               Keberadaan sistem Hukum Islam di Indonesia sejak lama telah dikukuhkan dengan berdirinya sistem peradilan agama yang diakui dalam sistem peradilan nasional di Indonesia. Bahkan dengan diundangkannya UU tentang Peradilan Agama tahun 1998, kedudukan Pengadilan Agama Islam itu makin kokoh. Akan tetapi, sejak era reformasi, dengan ditetapkannya Ketetapan MPR tentang Pokok-Pokok Reformasi yang mengamanatkan bahwa keseluruhan sistem pembinaan peradilan diorganisasikan dalam satu atap di bawah Mahkamah Agung, timbul keragu-raguan di beberapa kalangan mengenai eksistensi pengadilan agama itu, terutama dari kalangan pejabat di lingkungan Departemen Agama yang menghawatirkan kehilangan kendali administratif atas lembaga pengadilan agama. Pembinaan kemandirian lembaga peradilan ke bawah Mahkamah Agung itu memang dilakukan bertahap, yaitu dengan jadwal waktu lima tahun. Tetapi, dalam masa lima tahun itu, berbagai kemungkinan mengenai keberadaan pengadilan agama masih mungkin terjadi, dan karena itu penelitian mengenai baik buruknya pembinaan administratif pengadilan agama di bawah Departemen Agama atau di bawah Mahkamah Agung perlu mendapat perhatian yang seksama.

2. Kedudukan hukum Islam dalam pembinaan hukum nasional
Kedudukan hukum Islam dalam pembinaan hukum nasional, adalah bahwa hukum Islam yang merupakan salah satu komponen tata hukum Indonesia menjadi salah satu sumber bahan baku bagi pembentukan hukum nasional. Dengan demikian jelas hukum Islam tidak dapat dipisahkan dari kehidupan mayoritas masyarakat Indonesia. Oleh karenanya untuk menunjang hal tersebut, birokrasi sebagai pemegang political will harus senantiasa dapat memperjuangkan akan peranan hukum Islam dalam pembinaan hukum nasional. Sehingga dengan demikian hukum Islam dapat mewarnai sekaligus menjiwai setiap perundang-undangan nasional Indonesia.
Untuk membangun dan membina hukum nasional diperlukan politik hukum tertentu.Politik hukum nasional Indonesia pokok-pokoknya ditetapkan dalam Garis-Garis besar Haluan Negara,dirinci lebih lanjut oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia.Untuk melaksanakannya,telah didirikan satu lembaga yang (kini)bernama Badan Pembinaan Hukum Nasional,disingkat BPHN atau Babinkumnas.Melalui koordinasi yang dilakukan oleh badan ini diharapkan,di masa yang akan datang,akan terwujud satu hukum nasional di tanah air kita.




3. Dampak pengakuan terhadap sistem hukum islam sebagai bagian tak terpisahkan dari sistem hukum nasional dalam upaya pembinaan hukum nasional

Pengakuan terhadap sistem Hukum Islam sebagai bagian tak terpisahkan dari sistem hukum nasional, akan berdampak sangat positif terhadap upaya pembinaan hukum nasional. Setidak-tidaknya, kita dapat memastikan bahwa di kalangan sebagian terbesar masyarakat Indonesia yang akrab dengan nilai - nilai Islam, kesadaran kognitif dan pola perilaku mereka dapat dengan memberikan dukungan terhadap norma-norma yang sesuai kesadaran dalam menjalankan syari'at agama. Dengan demikian. pembinaan kesadaran hukum supremasi hukum di masa yang akan datang. Hal itu akan sangat berbeda jika norma-norma hukum yang diberlakukan justru bersumber dan berasal dari luar kesadaran hukum masyarakat.

71. KURIKULUM YANG ADA DI INDONESIA


    Secara umum, pengertian kurikulum adalah seperangkat atau sistem rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran yang dipedomani dalam aktivitas belajar mengajar. Secara etimologis, kurikulum berasal dari istilah curriculum dimana dalam bahasa ingrris, kurikulum adalah rencana pelajaran. Dari pengertian kurikulum secara umum dapat disimpulkan bahwa dari penjelasan diatas tentang pengeertian kurikukum sangatlah fundamental yang menggambarkan fungsi kurikulum yang sesungguhnya dalam sebuah proses pendidikan. Di Indonesia ada dua kurikulum yang sedang ramai diperbincangkan yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dan KURTILAS (Kurikulum Dua Ribu Tiga Belas).
    KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). KTSP merupakan salah satu wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah dan satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntunan, dan kebutuhan masing-masing. Otonomi dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja guru dan staff sekolah, menawarkan partisipasi langsung kelompok-kelompok terkait, dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan, khususnya kurikulum. Dalam KTSP, pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru, kepala sekolah, serta komite sekolah dan Dewan Pendidikan.
    Sedangkan KURTILAS sering disebut juga dengan kurikulum berbasis karakter. Kurikulum ini merupakan kurikulum baru yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia. KUTRILAS sndiri merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pada pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, dimana siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam proses berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun dan memiliki sikap disiplin yang tinggi. Dalam KURTILAS tersebut mata pelajaran wajib diikuti oleh peserta didik pada satu satuan pendidikan, pada setiap satuan pendidikan, ataupun jenjang pendidikan. Sementara untuk mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik, dipilih sesuai dengan pilihan dari mereka. Kedua kelompok mata pelajaran bersangkutan (wajib dan pilhan). Terutamanya dikembangkan dalam struktur kurikulum pendidikan tingkat menengah yakni SMA dan SMK. Sementara itu mengingat usia dan perkembangan psikologis dari  peserta didik usia 7-15 tahun, maka mata pelajaran pilihan yang ada belum diberikan untuk peserta didik untuk tingkat SD dan SMP.
    Dari wacana diatas, saya berpendapat bahwa saya lebih setuju jika Indonesia menggunakan KURTILAS. Karena apabila semua tujuan dari kurikulum ini terlaksana, Indonesia menjadi negara yang memiliki masyarakat yang sangat pintar. Mungkin ada beberapa dari kita yang masih berandai karena keluhan peserta didik yang kurang cermat mengikuti kurikulum ini, maka itu kita harus berlatih untuk menjadi orang yang pintar.

70. Apa itu ontologi seni, epistemologi seni, dan aksiologi seni?

    Ontologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang realitas. Pertanyaan paling mendasar dari ontologi yaitu “apa”. Maka menurut saya ontologi seni itu sebuah pertanyaan mendasar tentang seni seperti “Apa itu seni?”. Banyak sekali orang mendefinisikan kata seni. Saya sendiri mengartikan bahwa seni merupakan suatu ledakan. Contoh kasusnya ada pada kampus kita. Ketika jurusan kami menyelenggarakan sebuah acara seni (Inagurasi Pend. Sendratasik 2015), kami harus banyak sekali latihan agar acara berjalan dengan lancar. Tentu kampus kami menjadi ramai oleh tarian, musik, dan orang-orang yang berperan. Setelah itu, kampus yang awalnya kami rasa sunyi sepi sedikit demi sedikit mulai tercium kehidupan mahasiswa yang aktif.
    Begitupun dengan epistemologi seni dan aksiologi seni. Kedua cabang filsafat itu juga memiliki pertanyaan paling mendasar yaitu “bagaimana” dan “untuk apa/mengapa”  yang apabila disatukan dengan kata seni akan tercipta beberapa pertanyaan mendasar juga seperti “Bagaimana seseorang dapat menari?” dan “Untuk apa seni diciptakan?”. 
    Epistemologi membicarakan tentang hakikat, pengandai-andaian, serta dasar-dasar mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Seorang penari mempelajari banyak hal dasar mengenai seni tari seperti tektik dasar tari dan olah tubuh.
    Aksiologi mempertanyakan untuk apa manusia menggunakan ilmunya. Akan banyak sekali pendapat mengenai apa fungsi dari seni. Secara umum, fungsi individual seni terbagi menjadi dua yaitu fungsi fisik (dipakai langsung seperti meja, kursi, dll) dan fungsi emosional (berhubungan dengan ekspresi seniman seperti patung, lukisan, dll).

69. PATRONASE VS. POPULISME: STRATEGI MENGELOLA KESEJAHTERAAN DALAM POLITIK PERKOTAAN DI BANDUNG


Perilaku Sosial
Perkembangan Kota Bandung tidak dapat dilepaskan dari kedudukan strategis tersebut, termasuk dalam hal pembentukan identitas Kota Bandung sebagai Kota Jasa. Wacana mengenai hal ini sudah dimuali pada akhir tahun 1990-an yang mengemuka dalam diskusi-diskusi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
Sebagian besar aktor berpengaruh berasa di posisi sebagai aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat, pelaku usaha, pimpinan partai politik/tokoh politik, anggota dewan, dan pejabat publik. Berdasarkan posisi tersebut, hasil survei PWD (2013) di Kota Bandung menunjukkan bahwa aktor-aktor dominan berasal dari partai politik/tokoh politik (35%), tokoh masyarakat (16%), anggota parlemen (13%), dan pejabat publik (13%). Sementara itu, aktor-aktor alternatif berasal dari para aktivis LSM (44%). Kaum profesional/akademis (18%) tokoh masyarakat (18%). Konfigurasi ini menegaskan posisi material posisi diametral antara aktor dominan yang sebagian besar berada di ranah institusi formal kenegaraan dan aktor-aktor alternatif yang berada di ranah institusi informal kemasyarakatan.
Hasil survei juga menumakan adanya tokoh pengusaha sebagai aktor yang berpengaruh dalam penciptaan isu publik. Hal ini menunjukkan kuatnya relasi antara penguasa dan pengusaha dalam dinamika politik kota Bandung. Secara rinci, para informan ahli yang diwawancari menyebutkan sejumlah aktor di dunia usaha yang dinilai berpengaruh di Kota Bandung, yakni Kamar Dagang, dan Industri (Kadin), Gabungan Pelaksanaan Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi). Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo),dan sejumlah nama kelompok usaha di tingkat lokal, seperti Istana Group dan Kagum Group yang keduanya bergerak di sektor properti.
Fakta Sosial
Secara konseptual, kemunculan populisme serinkali dikaitkan dengan pembelahan secara radikal antara elit dan massa. Tapi, dllam kasus Kota Bandung, kemunculan Ridwan Kamil justru tidak berasa ldari kelompok aktor alternatif. Figur Ridwan Kamil kemudian berhasil diterima publik sebagai figur alternatif karena bekerjanya aliansi strategis di kalangan para aktor alternatif yang memunculkan wacana tandingan terhadap dominasi jaringan patronase Dada Rosada. aliansi ini terbentuk sebagai bentuk perlawanan terhadap pembajakan intitusi-institusi demokrasi formal yang terkooptasi oleh mesin paronase. Kendati patronase memungkinkan publik memperoleh bagiann dari distribusi kesejahteraan, tapi publik tidak pernah memiliki akses yang sesungguhnya untuk mengontrol distribusi kesejahteraan tersebut. Publik hanya mengetahui  sebagian institusi yang mengontrol dan mengelola isu-isu publik.
Figur politik yang kuat tidak hanya dimunculkan oleh Ridwan Kamil, tapi juga oleh calon-calon walikota lainnya, tapi dukungan relawan yang kuat dari berbagai kalangan lebih banyak diarahkan pada figur alternatif yang tidak secara langsung terkait dengan figur aktor dominan yang menjadi pengiasa sebelumnya. Kemunculan figru alternatif mampu mendorong partisipasi politik publik melawan kekuatan politik oligarkis.
Dada Rosada merupakan aktor politik yang menjadi simpul dari kekuatan-kekuatan politik dominan. Selama menjabat sebagai Walikota Bandung (2003-2008 dan 2008-2013), ia membangun basis legitimasinya melalui mekanisme jejaring birokrasi, politisi, dan akademisi yang terutama berperan memberikan justifikasi bagi kebijakan pembangunan yang diambilnya. Sebagai birokrat karir yang telah berkecimpung dalam penyelenggaraan pemerintahan sejak masa Orde Baru, Dada Rosada memiliki jaringan yang kuat dalam tubuh birokrasi dan Partai Golakr yang secara historis punya kaitan erat dengan birokrasi. Selain dengan birokrasi dan Partai Golkar, jaringan ini juga meluas ke berbagai organisasi kemasyarakatanyang terkait dengan Partai Golkar. Keberhasilan dalam membina jejaring ini terbukti ketika Dada Rosada berhasil terpilih kembali sebagai Walikota Bnadung pada periode kedua (2008-2013) dengan meraih 64,98% suara. Terpilihnya kembali Dada Rosada sebagai Walikota membuktikan kekuatan jaringan politik tang dimilikinya karena Dada Rosada terpilih melalui dua mekanisme politik yang berbeda, yakni pada periode pertama melalui pemilihan oleh DPRD Kota Bandung, dan periode kedua melalui pemilihan scara lansung oleh rakyat. Dengan kata lain menurut saya sendiri, kemenangan ynag diperoleh oelh Dada Rosada merupakan kemenangan yang diperoleh melalui jaringannya.

Definisi Sosial
Kuatnya jaringan patronase untuk memelihara loyalitas organisasi-organisasi kemasyarakatan juga cukup mampu meredam kritik terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil Pemerintahan Kota Bandung . bahkan yang terjadi kemudian adalah benturan di antara organisasi-organisasi masyarakat pendukung Dada Rosada. Konflik ini misalnya terjadi ketika BIGS, LSM yang dipimpin oleh Dedi Haryadi mempublikasikan penilaian kinerja Pemerintahan Kota Bandung yang dinilai buruk. Setelah publikasi ini dilakukan, kantor BIGS didatangi massa yang mengatasnamakan sebuah organisasi kemasyarakatan yang melakukan pengsurasakan dan pengancaman agar BIGS segera meralat hasil evaluasi tersebut. Kendati peristiwan ini sampai ramai mewarnai pemberitaan media massa lokal, taoi tidak pernah ada tindak lannjut terhadap konflik yang muncul.

68. Dampak Teknologi Informasi dan Komunikasi


Telekomunikasi adalah teknik pengiriman atau penyampaian infomasi, dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam kaitannya dengan 'telekomunikasi' bentuk komunikasi jarak jauh dapat dibedakan atas tiga macam:
Komunikasi Satu Arah (Simplex). Dalam komunikasi satu arah (Simplex) pengirim dan penerima informasi tidak dapat menjalin komunikasi yang berkesinambungan melalui media yang sama. Contoh :Pager, televisi, dan radio.
Komunikasi Dua Arah (Duplex). Dalam komunikasi dua arah (Duplex) pengirim dan penerima informasi dapat menjalin komunikasi yang berkesinambungan melalui media yang sama. Contoh : Telepon dan VOIP.
Komunikasi Semi Dua Arah (Half Duplex). Dalam komunikasi semi dua arah (Half Duplex)pengirim dan penerima informsi berkomunikasi secara bergantian namun tetap berkesinambungan. Contoh :Handy Talkie, FAX, dan Chat Roo
Setiap perkembangan yang terjadi, pasti akan berdampak positif dan juga negatif terhadap manusia. Tidak terkecuali teknologi informasi dan komunikasi yang sekarang berkembang pesat. Hampir semua bidang sangat terbantu dengan penemuan-penemuan yang ada, namun juga tidak sedikit kerugian dari penggunaan teknologi informasi ini. Berikut ini kami sajikan kekurangan dan kelebihan teknologi informasi dan komunikasi.
Kelebihan teknologi informasi dan komunikasi:
1.    Membantu mempercepat pekerjaan manusia
Dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, pekerjaan manusia akan menjadi lebih cepat dan mudah. Misalnya, proses pembuatan proposal yaysan sosial, apabila menggunakan mesin ketik, maka diperlukan waktu yang lama dan dengan keakuratan yang rendah. Lain halnya apabila dikerjakan dengan menggunakan komputer dan printer untuk mencetaknya,pekerjaan ini akan menjadi lebih cepat dan akurat untuk menyusun proposal yang akan dikerjakan.
2.    Mempermudah komunikasi jarak jauh
Sebelum adanya teknologi informasi dan komunikasi seperti sekarang ini, proses komunikasi masih bersifat analog. Untuk mengirimkan kabar menuju keluarga yang letaknya jauh, harus menggunkan surat dengan waktu tempuh lebih dari 2 hari, dan itupun terkadang tidak sampai pada tujuan. Dengan teknologi sekarang, bisa menggunakan sms, e-mail dan lain sebagainya yang merupakan produk teknologi informasi. Dengan menggunakannya, maka jarak yang jauh bukan lagi menjadi hambatan dalam berkomunikasi, waktu tempuhpun menjadi relatif singkat dengan keakuratan yang sangat terjamin.
3.    Mempermudah sistem administrasi
Sistem administrasi tanpa menggunakan bantuan teknologi informasi dan komunikasi akan menjadi lambat dan membutuhkan tempat yang besar. Dalam hal ini, misalny saja untuk proses penghitungan suara oleh KPU. Dalam hitungan jam saja, sudah bisa terakumulasi total suara dalam satu negara. Betapa besar manfaat adanya teknologi ini. Bisa dibayangkan seandainya tidak ada teknologi ini, mungkin diperlukan waktu hingga berbulan-bulan untuk melakukan penghitungan secara manual.
4.    Mempermudah proses transaksi keuangan
Sebelum berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, proses transaksi keuangan dilakukan secara konvensional. Nasabah harus mendatangi Bank untuk bertransaksi, begitu pula apabila akan dilakukan trnasaksi jual beli, pihka pembeli harus bertemu dengan pihak penjual untuk kemudian bertransaksi secara langsung. Namun, sekarang ini, proses transaksi sudah bisa dilakukan melalui berbagai cara, yakni bisa melelui ATM, SMS Banking dan E-Banking. Dengan cara- cara ini, maka kedua belah pihak yang terlibat transaksi tidak harus bertemu.


Kekurangan teknologi informasi dan komunikasi:
1.    Komunikasi menjadi hampa
Sebelum adanya teknologi bidang komunikasi, untuk melakukan komunikasi, haruslah bertemu antara satu pihka dengan pihak lainnya, sehingga proses komunikasi menjadi nyata dan transparan. Sekarang ini, proses komunikasi tidak harus bertatap muka, sehingga terasa kurang puas.
2.    Penyalahgunaan untuk tindakan kriminal dan asusila
Maraknya penipuan dan penuculikan belakangan ini melalui situs jejaring sosial, juga merupakan efek negatif dari berkembangnya dunia informasi dan komunikasi. Selain itu, bahaya dari situs prnografi merupakan acncaman nyata bagi para generasi mida,khususnya siswa sekolah.
3.    Penyalahgunaan untuk pencurian keuangan
Belakangan ini muncul berita mengenai pembobolan uang nasabah, dari hal ini jelas sekali bahwa kemampuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi yang tidak diimbangi dengan iman yang kuat, maka seseorang dapat terjerumus dalam tindakan pencurian melalui media internet.
4.    Munculnya perilaku individualisme,ketergantungan dan  egois
Semakin tergantungnya manusia akan bidang ini, maka jiwa sosialnya akanberkurang. Misalnya saja orang akan lebih senang berada didepan komputer dari pada mengikuti kegiatan remaja atau ibadah.
5.    Manusia menjadi malas beraktifitas
Ini adalah dampak yang paling nyata yang dapat kita lihat dan rasakan, hampir tiap waktu, sepulang sekolah, siswa sekolah lebih banyak menghabiskan waktunya di warnet untuk bermain game

67. SOSIOLOGI


    Sosiologi muncul sejak ratusan bahkan ribuan tahun lalu. Namun sosiologi sebagai ilmu yang memperlajari masyarakat baru lahir kemudian di Eropa. Sejak awal masehi hingga abad 19, Eropa dapat dikatakan menjadi pusat tumbuhnya peradaban dunia, para ilmuwan ketika itu mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Para ilmuwan kemudian berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia. Dalam buku itu ada tiga tahap perkembangan intelektual, yang masing-masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumnya. Tiga tahapan itu adalah:
1.    Tahap teologis: dalam tahap ini tingkat pemikiran manusia masih meyakini semua benda di dunia mempunyai jiwa dan atau disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada diatas manusia.
2.    Tahap metafisis: dalam tahap ini manusia menganggap didalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan. Oleh Karena adanya kepercayaan bahwa setiap cita-cita terkait pada suatu realitas tertentu dan tidak ada usaha menemukan hukum-hukum alam yang seragam.
3.    Tahap positif: dalam tahap ini manusia mulai berpikir secara alamiah.

A.    Definisi Sosiologi
    Sosiologi berkembang dari pengamatan dan pemikiran sosiolog, perbedaan sudut pandang, pendekatan, semangat zaman membuat sosiologi menampilkan definisinya yang beragam. Berikut ini definisi-definisi sosiologi yang dikemukakan beberapa ahli antara lain sebagai berikut:
1.    Patirim Sorokin
    Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka ragam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral).
2.    Roucek dan Warren
    Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok.
3.    William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf
    Sosiologi adalah penelitian ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial.
4.    Max Weber
    Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.


B.    Objek Sosiologi
    Objek sosiologi adalah masyarakat dalam berhubungan dan juga proses yang dihasilkan dari hubungan tersebut. Tujuan dari ilmu sosiologi adalah untuk meningkatkan kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Tokoh utama dalam sosiologi adalah Aguste Comte (1798-1857) berasal dari perancis yang merupakan orang pertama yang memperkenalkan istilah sosiologi kepada masyarakat luas. Aguste Comte disebut juga sebagai bapak sosiologi di dunia internasional.
    Namun demikian, sejarah mencatat bahwa Emile Durkheim ilmuwan sosial perancis yang kemudian berhasil melembagakan sosiologi sebagai disiplin akademis. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.

C.    Pandangan Sosiologi Comte
    Comte melihat perubahan-perubahan sosial disebabkan adanya ancaman terhadap tatanan sosial. Ia menganggap bahwa perubahan tersebut tidak saja bersifat positif dengan memperkembangkan demokratisasi dalam masyarakat, tetapi juga berdampak negative. Salah satu dampak negatifnya adalah terjadinya konflik antar kelas dalam masyarakat. Comte melihat, hal itu terjadi karena masyarakat tidak lagi mengetahui bagaimana cara mengatasi perubahan akibat revolusi dan hukum-hukum apa saja yang dapat dipakai mengatur tatanan sosial masyarakat. Namun, comte belum berhasil mengembangkan hukum-hukum sosial tersebut menjadi ilmu, ia hanya sampai pada memberi istilah “ilmu yang akan lahir ini” dengan istilah “sosiologi”.

66. Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadaian


Di dalam kehidupan masyarakat pasti ada nilai-nilai dan norma-norma sosial sebagai pedoman perilaku anggota-anggota masyarakat agar kehidupan sosial menjadi tertib. Akan tetapi, unutk mencapai kehidupan yang tertib atas dasar nilai-niali dan nora sosial ini tidaklah semudah membalik telapak tangan. Ada sebagian anggota masyarakat yanng berperilaku tidak sejalan dengan nilai dan norma sosial ini. Perilaku yang tidak sejalan ini dengan nilai dan norma sosial disebabkan oleh: (1) unsur kesengajaan karena nilai-nilai dan norma sosial dianggap sebagai ikatan yang mengurangi kebebasan perilaku mereka, atau perilaku konformis dianggap tidak menguntungkan bagi kepentingan pribadinya; (2) unsur ketidaktahuannya karena tidak tersosialisasinya seperangkat nilai-nilai dan norma-normayang ada. Untuk itulah, maka di dalam kehidupan masyarakat perlu adanya pengenalan nilai-nilai dan norma sosial tersebut agar anggota masyarakat mengenal dan memahami tatanan nilai dan norma sosial tersebut.
Adapun proses pembentukan nilai-nilai dan norma sosial secara garis besar dibedakan dalam dua macam, yaitu: (1) nilia-nilai dan norma sosial terbentuk secara alamiah akibat dari interaksi sosial, dan (2) dan nilai-nilai dan norma sosial terbentuk melalui unsur kesengajaan, dalam arti tebentuknya nilai-nilai dan norma sosial memang merupakan kebutuhan pada saat tertentu akibat dari berbagai pelanggaran yang dilakukan oleh sebagian anggota masyarakat. Perwujudan dari proses terbentuknya nilai-nilai dan noram sosial secara disengaja dapat dilihat dari bentuk-beneetuk peraturan sosial secara formal. Akan tetapi, bagaimanakah wujud dari tata aturan tertentumaka masyarakat perlu mengetahui dan memahaminya, sebab tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat akan nilai-nilai dan norma sosial bukanlah terjadi secara adikodrati, melainkan harus dipahamkan melalui beberapa proses pemahaman dan pembelharus dipahamkan melalui beberapa proses pemahaman dan pembelajaran. Dengan demikian, para anggota masyarakat menguasai sejumlah tata aturan melalui sebuah proses, yaitu proses belajar atau dalam terminasi sosiologi disebut sosioalisasi.
Sosialisasi yang sempurna secara riil memang tidak perah terwujud di dalam kehidupan sosial secara utuh. Sejumlah pelanggaran terhadap apa yang di haruskan tersebut acap kali terjadi, sehingga menimbulkan gangguan dalam ketertiban sosial. Intensitas ketaatan dan pelanggaran tersebut sangat tergantung pada bagaimana intensitas sosialisasi itu sendiri. Atas dasar kenyataan tersebut, maka ketertiban sosial tidak cukup hanya mengandalkan proses sosialisasi harus pula dilakukan sejumlah pengawasan sosial.
Dengan demikian, tertib sosial tidak terwujud denagn sendirinya. Adanya tertib sosial selalu diusahakan melalui; (1) melakukan transfer nilai-nilai dan norma sosial melalui proses sosialisasi kepada masing-masing individu warga masyarakat; (2) melakukan kontrol sosial, yaitu sarana-sarana pemaksa yang dilaksanakan dengan menggunakan kekuatan fisik atau psikis jika proses sosialisasi yang dilaksankan tidak menghasilkan dampak ketertiban sebagaiman yang diharapkan dalam kehidupan masyarakat.

65. Sistem Sosial


Sistem artinya hubungan saling terkait antara bagian satu dan bagian lainnya yang berfungsi melakukan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pandangan ilmu-ilmu sosial, sistem sosial diartikan sebagai hubungan antara bagian-bagian (elemen-elemen) di dalam kehidupan masyarakat terutama tindakan-tindakan manusia, lembaga sosial, dan kelompok-kelompok sosial yang saling mempengaruhi. Hubungan antar –elemen tersebut selanjutnya menghasilkan produk-produk interaksi itu sendiri, yaitu nilai-nilai dan norma-norma sosial yang keadannya selalu dinamis. Di dalam teori-teori sosial terdapat dua pendekatan yang selalu menjadi bahan referensi (rujukan) dalam setiap pembehasan atas segala-segala.
1.    Pendekatan fungsional
Pendekatan ini menggunakan teori yang dikemukakan oleh Talcott Parson, yang telah mengemukakan beberapa poin teori sistem sosial. Poin-poin tersebut di antaranya:
a.    Kehidupan sosial itu terdiri dari gabungan-gabungan atau elemen-elemen yang saling berhubungan antara satu dan lainnya.
b.    Hubungan antar-elemen tersebut bersifat saling pengaruh mempengaruhi.
c.    Sistem sosial selalu bergerak ke arah keseimbangan yang dinamis
d.    Integeritas sosial yang terjadi dilakukan melalui proses adaptasi, institusionalisasi, dan proses-proses lainnya.
e.    Perubahan sistem sosial disebabkan oleh adanya penemuan-penemuan baru di dalam masyarakat.
f.    Perubahan sistem sosial terjadi secara gradual, artinya penyesuaian antar unsur
g.    Daya integrasi sosial dari sistem sosial akibat terjadinya konsensus nilai dan norma sosial.
2.    Pendekatan konflik
Yang dimaksud dengan konflik adalah keadaan anggota masyarakat yang saling bertikai, bertentangan, dan bersaing dengan keinginan untuk saling menyingkirkan, menjatuhkan, mengalahkan, hingga memusnahkan, walaupun harus menggunakan kekerasan untuk mewujjjudkan keinginan tersebut. Dengan demikian, pendekatan ini mengasumsikan kehidupan sosial selalu berada dalam konflik.
Beberapa asumsi pendekatan ini adalah:
1.     Satu kelompok lebih berkuasa dari kelompok yang lain adalah sebuah kenyaytaan yang tidak dapat dihindari.
2.    Masyarakat merupakan suatu arena terjadinya konflik-konflik baik bersifat nyata dan yang tidak nyata.
3.    Kelompok yang berkuasa mengguanakan sistem kepercayaan yang ada, media massa dan sistem pendidikan untuk mempertahankan dan mengembangkan kekuasaannya.
4.    Dalam kondisi tercapainya konsensus, bentuk pencapaiian tersebut bersifat semu atau samar sebab di dalamnya tersimpan konflik laten.
5.    Walaupun di dalam kehidupan sosial terrdapat nilai dan norma, setiap langkah hidup manusia punya kecenderungan untuk melanggar, sehingga ketaatan masing-masing anggota masyarakat bersifat terpaksa.

64. SIKAP


1.    Pengertian Sikap dan Belajar
Sikap dapat didefinisikan dengan berbagai cara dan setiap definisi itu berbeda satu sama lain. Throw44 mendefinisikan sikap sebagai suatu kesiapan mental atau emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat. Di sini Throw lebih menekankan pada kesiapan mental atau emosional seseorang terhadap suatu objek. Sementara itu Allport seperti dikutip oleh Gable45 mengemukakan bahwa sikap adalah suatu kesiapan mental dan saraf yang tersusun melalui pengalaman dan memberikan pengaruh langsung kepada respons individu terhadap semua objek atau situasi yang berhubungan dengan objek itu.
Definisi sikap menurut Allport ini menunjukkan bahwa sikap itu tidak muncul seketika ketika lahir, tetapi disusun dan dibentuk melalui pengalamanserta memberikan pengaruh langsung kepada respons seseorang. Harlen46 mengemukakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kecenderungan seseorang untuk bertindak dalam menghadapi suatu objek atau situasi tertentu.
Jadi di sini makna terpenting apabila diikuti objeknya. Misalnya terhadap Undang-Unduk Pemilu, sikap terhadap sistem kampannye, dan lain-lain. Skap adalah ke enderungan untuk bertindak berkenaan dengan dengan objek tertetu. Sikap bukan tindakan nyata (overt behavior) melainkan masih bersifat tertutup (covert behavior). Cardno mendefinisikan sikap sebagai berikut.
Atitude entails an existing predisposition to response to soscial which, in interaction with situational and other dispositional variables, guides and directs the overt behavior oh tyhe individual.2 
Dalam istilah kecenderunggaan (predisposition), terkandung pengertian arah tindakan yang akan dilakukan seseorangn berkenaan dengan suatu objek.
2.    Konsep Sikap Belajar
Brown dan Holtzman mengembangkan konsep sikap belajar melalui dua komponen, yaitu Teacher Approval (TA)dan Education Acceptance (EA). TA berhubungan dengan pandangan siswa terhadap guru-guru; tingkah laku mereka di kelas; dan cara memngajar. Adapun Education Acceptance terdiri atas penerimaan dan penolakan siswa terhadap tujuan yang akan dicapai; dan materi yang disajikan, praktis, tugas, dan persyaratan yang ditetapkan di sekolah.
Nasution menyatakan bahwa hubungan yang tiddak baik dengan guru dapat menghalangi prestasi belajar yang tinggi. Sikap belajar tidak hanya sikap yang ditunjukkan pada guru, melainkan juga kepada tujuan yang akan dicapai, materi pelajaran, tugas, dan lain-lain.
3.    Peranan Sikap Belajar
Sikap belajar ikut menentukan identitas kegiatan belajar. Sikap belajar yang positif akan menimbulkan  identitas kegiatan yang lebih tinggi dibanding dengan sikap belajar yang negatif.
Peranan sikap bukan saja ikut menentukan apa yang dilihat seseorang, melainkan juga bagaimana ia melihatnya.segi efektif dalam sikap merupakan sumber motif. Sikap belajar yang positif dapat disamakan engan minat, sedangkan minat akan mempelancar jalannya pelajaran siswa yang malas, tidak mau belajar dan gagal dalam  belajar, disebabkan oleh tidak adanya minat.
Cara mengembangkan sikap belajar yang positif:
1)    Bangkitkan kebutuhan untuk menghargai keindahan, untuk mendapat penghargaan, dan sebagainya;
2)    Hubungkan denngan pengalaman yang lampau;
3)    Beri kessempatan untuk mendapatkan hasil yang baik;
4)    Gubakan berbagai metode belajar seperti diskusi, kerja kelom pok, membaca, demonstrasi, dan sebagainya.

4.    Penerapan di Bidang Administrasi Pendidikan
Di sini akan diberikan tiga contoh variabel bidang Administrasi Pendidikan yang berkaitan dengan konsep/variabel sikap, yaitu
1)    Sikap sosial di lingkungan kerja,
2)    Sikap guru terhadap kebijakan awal “Kepala Sekolah Baru”, dan
3)    Sikap kerja.

a.    Sikap Sosial di Lingkungan Kerja
Teori yang melandasi sikap sosial seperti yang dikemukakan oleh Koentjaradinignrat bahawa kecenderungan tinddakan seseorang terhadap sesama di suatu lingkungan tertentu disebut tindakan sosial. Sikap tersebut merupakan hasil kecenderungan reaksi terhadap lingkungannya, termaksuk di dalamnya lingkungan tempat kerja. Tennenbaun yang dikutip Hicks dan Gullet menyebutkan sikap sosial itu sebagai utilitas organisasi yang penting, karena dapat memberi pertukan kepada kemajuan ekonomi.
Berdasarkan konsep yang dikembangkan dua ahli tersebut, dapat diidentifikasikan seorang pekerja/administrator yang memiliki sikap sosial yang baik akan ditandai denngan:
1)    Kesadaran manusia terhadap hakikat hidupnya di tengah-tengah teman sejawat,
2)    Kesadaran akan kelemahannya, sehingga segala aspek tergantung sesama,
3)    Kecenderungan memiliki kerelaan untuk selalu dapat memlihara hubungan baik dengan sesama, dan
4)    Kecenderungan memiliki kerelaan untuk mneyenagkan orang lain.

b.    Sikap Guru terhadap Kebijaksanaan Awal Kepala Sekolah Baru
Sikap ini dapat diamati melalui respons guru, yaitu berupa kecenderungan untuk bereaksi terhadap semua kebijaksanaan awal yang dikelurakan oleh kepala sekolah yang baru. Kebijaksanaan awal kepada sekolah yang baru merupakan objek sikap.
Dengan memperhatikan makna sikap tersebut, sikap guru terhadap kepala sekolah yang baru ditandai dengan kecenderungan bereaksi tentang:
1)    Keputusan menerapkan disiplin sekolah dengan ketat;
2)    Keputusan larangan memberi les privat;
3)    Seragam sekolah, dan lain-lain.

c.    Sikap terhadap Tugas
Contoh lain, yaitu ssehubungan dengan kecenderungan tingkah laku, Harlen mengemukakan bahwa terdpat lima ciri khas kecenderungan tingkah laku seseorang yang bisa dijadikan indikator sikap terhadap tugas, yaitu
1)    Hasrat ingin tahu,
2)    Respek kepada fakta,
3)    Fleksibel dalam bepikir dan bertindak,
4)    Mempunyai pikiran kritis, dan
5)    Peka terhadap lingkungan/kehidupan.

63. Rule of Law dan Hak Asasi Manusia


a.    Hak Asasi Manusia
Hak asasi adalah hak yang dimiliki manusia sejak lahir sebagai manusia yang merupakan anugerah Tuhan YME. Lahir sebagai manusia artinya bukan lahir dari perut ibu tetapi lahir sejak ia pembuahan dalam perut ibu. Dalam kebudayaan Sunda, misalnya ada kegiatan ritual terutama pada saat hamil empat bulan dan tujuh bulan. Kemudia masyarakat modern, pada saat kehamilannya selalu memeriksakan kehamilannya ke dokter kandungan atau bidan agar anaknya sehat, kedua wacana ini membuktikan bahwa kedua wacana tersebut sadar akan tanggung jawabnya sebagai orang tua sejak ia ada di dala kandungan.
Hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamentalsebagai anugerah Tuhan yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat atau bangsa.
Menurut Miriam Budiardjo (2005: 120) hak asasi manusia adalah hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh da dibawanya bersamaan dengan kelahiran atau kehadirannya di dalam kehidupan masyarakat.
HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwariskan, HAM adalah bagian dari manusia secara otomatis. HAM berlaku untuk semua orang, tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis, gologan, pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa serta tidak bisa dilanggar. Seseorang tetap memiliki HAM walaupun sebuah negara tidak memilki perangkat hukum yang mencantumkan HAM. Upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi HAM menjadi kewajiban dan tanggung jawabbersama antara individu, masyarakat, pemerintah dan negara.
b.    Rule of Law
Munculnya rule fo law padda abad ke-19 di Eropa bersamaan dengan munculnya ide tentang demokrasi  dan negara konstitusi. Ini adalah reaksi terhadap kekuasaan absolut dari para raja dan bangsawan juga pihak gereja, yang dikenal sebagai ancient regime. Kekuasaan raja dibatasi dalam suatu konstitusi, kemudian lahirlah negara konstitusi yang melahirkan doktri rule of law, seperti supermasi hukum dan kesamaan setiap orang di depan hukum.  Secara hirarki rule of law terkait dengan penegakan hukum yang menyangkut ukuran hukum yang baik dan buruk (just and unjust law). Berdasarkan pengertian ini, maka setiap negara hukum harus memberikan pengertian ini, maka setiap negara hukum harus memberikan keadilan, kemanfaatan dan kepastian bagi masyarakat dan warganegaranya.

62. PERJALANAN KARIER SUPER JUNIOR

6th November 2005, mereka di debutkan sebagai project uji coba. SM berencana akan mengganti 12 orang ini bila pasar tidak puas dengan panampilan mereka, seperti halnya Morning Musume. Menambahkan personel baru untuk menggantikan personel lama. Meski tahu bahwa cepat atu lambat mereka akan “terdepak” satu demi satu, mereka tetap tersenyum. Barulah setahun kemudian, SM mengubah rencana mereka setelah melihat bagaimana popularitas mereka meningkat di dunia K-pop. Akhirnya sampai detik ini, kita mengenal grup itu sebagai yang terbesar dan terbanyak sejumlah 13 orang, bukan lagi project grup 12 member bernama Sj05. Dan single U membuat mereka semikin dicintai banyak orang.

Pra debut 2005, Mereka tidak pernah sekalipun lolos dari kritikan pedas

Kim Hee Chul , merupakan salah seorang yang paling sering menerima kritikan soal kemampuan bernyanyi. Meskipun sangat terganggu, Hee Chul kerap berpura-pura selalu baik-baik saja.
Selama kinerja di variety show, dia bersikap seakan tidak ada yang terjadi, meski di sisi lain, semua orang terus mengungkit dan menyindirnya “ Kau masih tidak sadar-sadar akan kekuranganmu?”

Tak lama kemudian, ayah Lee Dong Hae berpulang selamanya

Dong Hae kehilangan panutannya, seseorang yang selama ini memberi dukungan dan kekuatan terbesar dalam karirnya.
Pada Album ke-2 dan album ke-3, semua ucapan terima kasih dialamatkan kepada sang ayah yang dipercaya melindunginya dari atas sana.
Selama di pemakaman, Donghae berusaha memasang muka “pabo” saat reporter hendak mengambil gambar. Mengapa ? karena rasanya takutnya apabila member yang lain dipersalahkan.

Kecelakaan yang dialami Hee CHul

Dan beberapa hari setelahnya, kecelakaan menimpa Heechul seusainya berkunjung ke pemakaman. cedera di kakinya mengakibatkan dirinya tak lagi bisa menari dan ia hanya bisa menahan kesedihan selama beberapa waktu. Dan tak disangka respon menyakitkan dialamatkan “ Mengapa Kim Heechul dari grup tak berkonsep seperti Suju masih hidup ? paksa saja ia terus menari ?”
Selongsongan besi dimasukan untuk menopang kakinya. Ia Manahan rasa sakit dan kembali muncul diatas panggung

“His Come Back Stage-Super Junior T”

Perusahaan mengijinkan Hee Chul, untuk absen melakukan dance karena kondisi kakinya tidak memungkinkan melakukan gerakan rumit, tapi ia tetap berusaha mengumbar senyum. Dan kembali komentar pedas datang, “ Kalau Cuma Dance anak sekolah seperti itu, aku bisa melakukannya!”
Namun Heechul “emoh” menekuk lututnya di hadapan orang-orang yang mengejek, sebaliknya sejak itu dia semakin menunjukan “kegilaan”-nya sebagai Heechul dan tak mau mengaku kalah

April 2007, lagi-lagi kecelakaan menimpa mereka

Manager, Leeteuk, Eunhyuk,Shindong,Kyuhyun berusah payah mencoba keluar dari dalam mobil yang terguling. Luka yang dialami Leeteuk,Eunhyuk,Shindong tidaklah seberapa dibanding keadaan Kyuhyun dimana para-parunya tidak berfungsi, patah di beberapa tulang iga hingga tidak memungkinkannya untuk bisa bernyanyi lagi.

Kembali ucapan yang sama terlontar persis seperti yang dialami Hyungnya dulu.

“ Mengapa dia masih hidup ? mengapa tidak mati saja ?”.

Untunglah Kyuhyun berhasil sadar melalui masa kritisnya dan melanjutkan rawat inap di rumah sakit.

SUJU merilis 2nd Album di musim dingin 2007

Meski menjadi hit, lagu ‘Don’t don’ tidak sepenuhnya mendapat pengakuan.
Komentar miring kemabali terdengar “Aku hanya bisa mendengar suara mesin di lagu itu. SJ adalah penyanyi yang bernyanyi tanpa kemampuan dan kekurangan disana sini “
Di promosi album, Kyuhyun berusaha menari dengan gerakan kuat agar cocok dengan rhytm lagu meskipun tubuhnya masih belum sepenuhnya pulih.
Namun, dia tidak menunjukkan kesakitan dan tetap tersenyum bahagia di semua program yang diikuti

Dari sudut perspektif mereka dihakimi, memberi SJ dan ELFs waktu yang sulit.
Untuk menghindari Super Junior disalahkan akibat tindakan ELFs ‘, ELFs memulai proyek yang disebut “becoming a kindhearted ELFs.”

Mereka mulai berusaha menanggapi semua kritik dengan sikap memaafkan.

Setelah menunggu selama satu tahun setengah, Super Junior kembali dengan album 3 mereka “Sorry Sorry ‘pada Maret 2009.

“Sorry Sorry membuat mereka menjadi sangat populer di seluruh Korea dan penggemar –pun semakin banyak. disc itu terjual lebih dari 200.000 eksemplar pada tahun 2009, dan meraih popularitas sangat tinggi.

tak semuanya berjalan dengan mulus
Masalah tak berhenti sampai disitu Kang in tiba- tiba diberitakan dalam keterlibatannya di suatu insiden kekerasan sangat mengejutkan.
Terlepas dari kasus pemukulan itu, Kang In tidak bisa mengelak dari overdrinking dan menyebabkan tabrakan beruntun.

Sekali lagi, ini membuat anggota Super Junior dan ELFs merasa lelah.

Jelas, dia telah melakukan sesuatu yang salah. Namun, kebenaran itu terdistorsi oleh liputan pers. Hanya anggota Super Junior, ELFs dan teman dekat SJ yang tahu yang sebenarnya. Selama hal itu terjadi Kang In Hiatus di depan layar.

“Lagi-Lagi Konflik terjadi”

kali ini konflik antara Han Geng dan SM sontak meledak. Slave contract … antara Han Geng dan SM. Jelas, ini bukan kesalahan Han Geng’s. Ini murni kontrak budak dan sangat serius. kontrak ini lebih tidak masuk akal, dibandingkan dengan TVXQ.

Ini adalah perjanjian tidak masuk akal dimana 98% dari pendapatan Super Junior SM dialokasikan untuk Perusahaan. Ketika itu dipublikasikan, Super Junior kembali dicemooh dan ELF kembali menghadapi masa sulit.

“Oh, 13 ? bukannya Kibum sekarang beralih ke Opera sabun, Kang insiden dan Hee Chul itu dan insiden Han Geng datang lagi … kepala ku sakit memikirkan masalah ini, lebih baik kalian bubar.”

Beberapa pesan berbunyi demikian “Tak seorang pun akan menyadari kehilangan beberapa anggota,saranku adalah mengapa tidak membubarkan Super Junior karena mereka tidak memiliki potensi … Mereka menyanyikan lagu-lagu yang benar-benar aneh”

Han Geng pun tak luput dari amarah fans

Pendapat dari ELFs Cina:

“Mengapa tidak kembali ke negara sendiri, toh dia menderita di negara lain?”
 
Namun, ELFs Korea dengan tegas membela 13 orang ini dan Ini adalah perang antara ELFs, perang tak terlihat. Kang In, Ki Bum dan Han Geng tidak muncul dalam semua upacara penghargaan.Hanya 10 orang berpartisipasi dalam upacara-upacara penghargaan.

Di acara penghargaan, mereka tidak bisa menyebutkan nama anggota yang hilang. Karenanya, Leeteuk hanya bisa mengucapkan terima kasih diikuti kalimat ….’termasuk 3 members yang tidak berada disini “ Perjalanan karir mereka jauh lebih liku dan sulit dilewati daripada yang lain

‘13-people large-scale group Super Junior’ ? ANTI menyebutnya grup tidak jelas dengan 13 orang didalamnya. Orang yang tidak tahu kerap menyalahkan mereka tanpa melihat kebenaran sesungguhnya.

61. Pengertian Ragam Bahasa


       Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topic yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
Pengertian ragam bahasa menurut para ahli :
1.    Menurut Rahcman
   Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topic yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, serta orang yang dibicarakan.
2.    Menurut Dendy sugono
    Bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi resmimenggunakan bahasa baku. Sebaliknya, dalam situasi tidak resmi kita tidak dituntut untuk menggunakan bahasa resmi. 
 Ragam Bahasa Berdasarkan Media
Berdasarkan media yang digunakan ragam bahasa dibedakan atas :
1.    Ragam bahasa lisan : Berpidato, bertelepon
2.    Ragam bahasa tulisan
     Ragam bahasa lisan ditandai dengan penggunaan lafal atau pengucapan, intonasi (lagu kalimat), kosakata, penggunaan tata bahasa dalam pembentukan kata, dan penyusuan kalimat. Ragam bahasa lisan terdiri dari (a) ragam bahasa lisan baku sejalan dengan ragam bahasa tulis baku dan (b) ragam bahasa lisan tidak baku (bahasa pergaulan).
Ciri-ciri ragam lisan :
1.    Memerlukan teman bicara
2.    Tergantung kondisi ruang dan waktu
3.    Tidak harus memerhatikan gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh
4.    Berlangsung cepat
Ragam bahasa tulis ditandai dengan kecermatan menggunakan ejaan dan tanda baca  (yang secara tepat dapat melambangkan intonasi), kosakata, penggunaaan tata bahasa dalam pembentukan kata, penyusunan kalimat, paragraf dan wacana.
Contoh :
1.    Pelafalan baku (dicetak miring) lazim diunakan dalam berbahasalisan :
Asas (azas atau asas)
Andal (handal atau andal)
Bus (bis atau bus)
Izin (ijin atau izin)
2.    Pelafalan singkatan :
AC (ace/ase)
TV (tivi/teve)
WC (wece/wese)
3.    Ragam bahasa lisan
Tidak baku
a.    Kosa kata lebih menekankan pilihan kata yang tidak baku.
Bini Pak Camat bina ibu-ibu bikin kerajinan dari bambu.
b.    Bentuk kata bahasa lisan cenderung tidak menggunakan imbuhan (awalan, akhiran).
Arjuna sedang masak nasi.
c.    Kalimat cenderung tanpa unsure yang lengkap (tanpa subjek, predikat atau objek). Kejelasan kalimat dipengaruhi oleh unsure-unsur situasi ketika kalimat tersebut diucapkan. Isi kalimat dapat dimegerti tetapi struktur kalimatnya salah, misalnya, berupa anak kalimat, gabungan anak kalimat, tanpa subjek, dan tanpa predikat (objek).
4.    Ragam bahasa tulis
Ragam ini menekankan penggunaan ragam bahasa baku, ejaan (EYD) yang baku, kosa kata yang baku, bentuk kata berimbuhan, dan kalimat yang lengkap secara gramatikal.
    Contoh 1 :
a.    Kosa kata
    Istri Pak Camat membina ibu-ibu memproduksi kerajinan tangan dari bambu.
b.    Bentuk kata
Arjuna sedang memasak nasi.
c.    Kalimat

60. PSIKOLOGI SOSIAL


Psikologi sosial sebagai salah satu bidang ilmu sosial, menurut Harold A Phelps (Fairchild, H.P, dkk: 1982: 290) “psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang proses mental manusia sebagai makhluk sosial”. Dengan demikian, objek yang dipelajari oleh psikologi sosial itu meliputi perilaku manusia dalam konteks sosial yang terungkap pada perhatian, minat, kemauan, sikap mental, reaksi emosional, harga diri, kecerdasan, penghayatan, kesadaran, dan demikian seterusnya. Titik berat perhatian kajiannya tertuju pada perilaku manusia dalam hubungan sosialnya. Dari pernyataan dan kenyataan yang dapat kita amati serta kita hayati, antara psikologi sosial dengan sosiologi, sangat erat kaitannya, kalau tidak dapat dikatakan sebagai ilmu tang dwitunggal. Pada kenyataannya, interaksi sosial antar warga masyarakat, tidak dapat selalu dilandasi oleh dorongan kejiwaan, apakah itu namanya perhatian, minat, harga diri atau kemauan lainnya. Kondisi emosional selalu selalu menyertai proses yang kita sebut interaksi sosial.
    Psikologi sebagai salah satu bidang ilmu sosial, berperan strategis dalam mengamati, menelaah, menganalisis, menarik kesimpulan dan memberikan arahan alternative terhadap masalah sosial yang merupakan ungkapan aspek kejiwaan. Yang menjadi salah satu bagian dari kajian ilmu sosial adalah konsep-konsep dasar psikologi. Konsep-konsep dasar tersebut dapat diikuti berikut ini:
    Emosi terhadap objek sosial
    Perhatian
    Minat
    Kemauan
    Motivasi
    Kecerdasan dalam menanggapi persoalan sosial
    Penghayatan
    Kesadaran
    Harga diri
    Sikap mental
    Kepribadian
    Masih banyak fenomena kejiwaan yang lain yang dapat kita gali lebih lanjut.
    Emosi dan reaksi emosional dengan pengendaliannya, sangat penting kedudukannya dalam kehidupan sosial. Emosi dengan reaksi emosional, merupakan konsep dasar psikologi sosial yang peranannya besar dalam mengembangkan potensi psikologi lainnya. Tinggi randahnya, terkendali tidaknya emosi seseorang, sangat berpengaruh terhadap perilaku sosial yang bersangkutan. Oleh karena itu, emosi sebagai suatu potensi kepribadian wajib diberi santapan dengan berbagai pembinaan psikologis, termasuk santapan keagamaan. Kemauan sebagai konsep dasar psikologi sosial, merupakan suatu potensi pendorong dari dalam diri individu untuk memperoleh dan mencapai suatu yang diinginkan. Kemauan yang kuat, merupakan modal dasar yang berharga dalam memperoleh suatu prestasi.
    Kecerdasan sebagai potensi psikologi bagi seorang individu, merupakan modal dasar mencapai suatu prestasi akademis yang tinggi dan untuk memecahkan permasalahan sosial. Dibandingkan dengan potensi psikologis yang lain, kecerdasan ini relative lebih mudah dipantau, dievaluasi dari ungkapan perilaku individu. Kecerdasan sebagai konsep dasar psikologi sosial, memiliki makna yang mendalam bagi seorang individu, karena kecerdasan tersebut menjadi unsur utama kecendekiaan. Proses kejiwaan yang sifatnya mendalam dan menuntut suasana yang tenang adalah penghayatan. Proses ini tidak hanya sekedar merasakan, memperhatikan, dan menikmati, melainkan lebih jauh daripada itu. Dengan penuh kesadaran kita dapat melakukan penghayatan tentang sesuatu, contohnya berkenaan dengan penghayatan pancasila. Hasil penghayatan yang mendalam, meningkatkan kesadaran kita tentang sesuatu tadi, khususnya berkenaan dengan pancasila.
    Harga diri dan sikap mental, merupakan dua konsep yang mencirikan manusia sebagai makhluk hidup yang bermartabat. Oleh karana itu, harga diri ini jangan dikorbankan hanya untuk sesuatu yang secara moral tidak berarti. Harga diri yang dikorbankan sampai kita tidak memiliki harga diri di mata orang lain, akan menjatuhkan martabat kita yang tidak jarang dimanfaatkan orang lain untuk memperoleh keuntungan. Selanjutnya, sifat atau sikap mental, merupakan reaksi yang timbul dari diri kita masing-masing jika ada rangsangan yang datang kepada kita. Reaksi mental atau sikap dapat bersifat positif, negative dan juga netral, bergantung pada kondisi diri kita masing-masing serta bergantung pula pada sifat rangsangan yang datang. Konsep dasar yang merupakan komprehensif adalah kepribadian secara singkat, Brown & brown (1980: 149) mengemukakan bahwa: “kepribadian tidak lain adalah pola karakteristik, sifat atau atribut yang dimiliki individu yang ajeg dari waktu ke waktu”.
    Berdasarkan apa yang dapat kita simak dari konsep tersebut, kepribadian itu bersifat unik yang memadukan potensi internal sebagai warisan biologis dengan factor eksternal berupa lingkungan yang demikian terbukanya. Pada kondisi kehidupan yang demikian terbuka terhadap pengaruh yang sedang mengarus secara global, factor lingkungan itu sangat kuat. Oleh karena itu, pendidikan sebagai salah satu factor lingkungan, wajib terpanggil dan berperan aktif memberikan pengaruh positif-aktif-kreatif terhadap pembinaan kepribadian peserta didik.

59. PERSPEKTIF SOSIOLOGI


Yang dimaksud dengan perspektif sosiologi adalah asumsi dari sifat-sifat objek kajian sosiologi. Adapun yang dimaksud dengan asumsi atau paradigma merupakan cara pandang atau cara memahami gejala-gejala tertentu tergantuk keyakinan orang yang mempelajari objek tersebut. Dalam sosiologi terdapat beberapa perspektif beberapanya:
1.    Perspektif evolusionis, artinya sosiologi memusatkan perhatiannya pada pola-pola perubahan dan perkembangan yang muncul di dalam masyarakat. Masyarakat adalah realitas sosial yang dinamis, di mana sifat dinamis itu ditunjukkan dalam berbagai gejala perubahan, baik perubahan soisal maupun budaya. Berdasarkan dari sifat dinamis masyarakat tersebut, maka tidak ada satu pun kehidupan sosial yang tidak mengalami dinamika, sebab dinamika merupakan gejala yang serba hadir dalam setiap kehidupan sosial. Akan tetapi, perubahan dalam objek kajian sosiologi tidak selalu mengarah pada perubahan yan g lebih baik (linier), sebab kenyataan yang ada menunjukkan sebagian dari perubahan-perubahan tersebut justru mengarah pada titik kehancuran, seperti hancurnya peradaban Yunani, Kerajaan Majapahit, dan sebagainya. Gejala-gejala perubahan itu sendiri akan memnghasilkan pola-pola kehidupan yang berbentuk konflik dan integrasi sosial. Perspektif ini didasarkan pada tulisan-tulisan August Comte dan Hebert Spencer.
2.    Perspektif interaksionis, artinya sosiologi memusatkan perhatiannya pada interaksi sosial, sebab interaksi sosial merupakan salah satu gejala sosial yang selalu emwarnai kehidupan masyarakatsebagai wujud dari sifat manusia sebagai makhluk sosial yang selalu berhubungan dengan manusia lain. Interaksi dalam konsep dalam sosiologi adalah hubungan manusia dengan manusia di dalam kehidupan sosial. Pola-pola hubungan tersebut akn menghasilkan produk interaksi, yaitu nilai-nilai dan norma-norma yang dijadikan sebagai pedoman dalam pergaulan sosial.
3.    Perspektif fungsionalis, artinya sosilogi memandadng masyarakat sebagai objek kajian sosiologi sebagai suatu jaringan kelompok yang bekerja sama secara terorganisasi dan memililiki seperangkat aturan dan nilai yang dianut oleh sebagian besar anggotanya. Masyarakat dianggap sebagai suatu hal yang stabil dengan kecenderungan ke arah yang keseimbangan, yaitu memperhatikan sistem kerja yang mengarah pada keseimbangan. Dengan demikian, tidak ada satupun unsur sosial yang mamou berdiri senidri, sehingga antart unsur satu dan yang liannya saling memiliki hubungan ketergantungan. Perspektif ini merujuk pada karya Talcott Parson.
4.    Perspektif konflik, perspektif ini sosiologi memandang pertentang yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat sebagai akibat dari produk interaksi itu sendiri. Dalam pandangan sosilogi, masyarakat selain merupakan arena kehidupan yang memiliki hubungan saling ketergantungan, juga merupakan arena konflik, artinya dalam setiap kehidupan sosial akan terdapat perselisihan dan pertikaian yang disebabkan oleh banyaknya keanekaragaman sosial. Namun di pihak lain terdapat kerja sama atau integrasi yang tidak kalah pentingnya di dalam mengisi setiap gerak kehidupan sosial itu sendiri. Dengan demikian, konflik dan integrasi merupakan gejala yang selalu hadir dalam setiap kehidupan sosial. Penganut pandangan ini diantaranya adalah Karl Marx, Frederic Engle, Ralf Dahrendorft, dan lain-lainnya.

58. Timbulnya Persoalan Moral Dalam Era Globalisasi


Secara historis globalisasi berarti meluasnya pengaruh suatu kebudayaan atau agama ke seluruh pejuru dunia. Namun, konsep dan istilah globalisasi yang digunakan sejak 1990-an, tidak dapat dipahami berdasarkan pengertian tersebut. Sebab dalam istilah globalisasi saat ini terkandung sejumlah perkembangan terbaru didunia yang ditandai oleh sejumlah besar tendensi sosioligi yang amat kuat, yang tidak dikenal pada masa-masa sebelumnya (Parsok, 2004).
Berbagai perkembangan yang terdapat dalam kandungan istilah globalisasi belum seluruhnya dapat diidentifikasi secarah ilmiah dan budaya. Namun sudah ada sejumlah besar gejala yang terasa didepan mata. Berbagai jenis dan macam produk teknologi, salah satunya teknologi komunikasi terlahir dan mewarnai keseharian untuk mendukung globalisasi dan konsep dunia tanpa batas.
Jika pada masa sebelumnya, penggunanaan telepon seluler merupakan kemudahan yang dapat dinikmati golongan menengah bahkan golongan ekonomi rendah. Jika dulu telepon seluler hanya berperan sebagai media komunikasi ‘mouth to mouth’, namun kini berbagai fitur bisa dinikmati via telepon seluler. Orang bisa mengirim pesan teks, gambar, bahkan mengakses internet yang dulu hanya bisa dilakukan saat menghadapi layar monitor computer.
Perkembangan penggunaan multimedia dalam menyebarkan informasi, telah berpengaruh terhadap tatanan hidup masyarakat dunia, baik sosial budaya maupun sosial psikologis. Menyebarnya informasi dari waktu ke waktu yang menembus batas-batas Negara, benua, samudera, mengakibatkan wawasan masyarakat terhadap peristiwa dunia makin terbuka. Langsung atau tidak langsung suasana yang demikian berpengaruh terhadap pergeseran nilai dan norma yang berlaku sehingga timbul persoalan moral. Dalam pergeseran tersebut harus diwaspadai, karena tidak jarang nilai norma yang tidak cocok dengan tatanan hidup bangsa Indonesia menyusup kedalamnya.
Arus informasi yang mengglobal yang berdampak pada pergeseran norma dan nilai, harus diwaspadi melalui penyaringan oleh norma nilai yang baik yang melekat dalam masyarakat Indonesia. Ungkapan ilmu pengetahuan bebas nilai dan IPTEK menjadi tukang punggung pembangunan serta dengan teknologi apapun dapat dicapai harus disaring dengan kewaspadaan.
Dimasyarakat modern norma dan nilai yang tersusun dalam terstruktur tata tertib, peraturan, hukum dan undang-undang tertulis ‘hitam diatas putih’ sedangkan pada masyarakat tradisional, nilai tadi hidup dalam alam pikiran mereka sebagai suatu kesepakatan yang tidak hitam di atas putih. Namun, keberlakuan nilai, norma, peraturan dan hukum adat lebih terlaksana dengan baik tanpa rekaysa dan pandang bulu. Keberlakuan akhlak moral dan wibawa lebih terjamin apabila dibandingankan dengan yang berlaku pada masyarakat modern.
Keadaan seperti ini sepatutnya menjadi perhatian para praktisi content provider, terutama mereka yang punya atensi dan kapasitas lebih di bidang moral, untuk menyajikan produk-produk teknologi yang siap diserap dalam aplikasi e-learning bervisi imtaq. Memprihatinkan jika ada pengayaan fitur digital yang miskin dengan nilai-nilai moral.