Selasa, 27 Desember 2016

12. TEORI STRUKTURASI ANTHONY GIDDENS


Anthony Giddens lahir di Edminton, London Utara, 18 Januari 1938. Ia terlahir dari keluarga yang bekerja sebagai clerk di London Transport. Kemudian Ia melanjutkan study di Universitas Hull yang sangat kalah bergengsi dibandingkan Oxford University. Giddens mendapatkan gelar master di School Of Economics (LSE). Setelah lulus, Giddens pernah bekerja di Leceiter University sebgai asisten dosen dan kemudian pemikirannya dimulai dari membaca buku dan memahami teori tokoh-tokoh sosiologi (Karl Marx, Emile Durkheim dan Max Weber). Ia juga meraih gelar Ph.D dari Cambridge University (1976) dan Menjadi dosen  (1984) dan profesor Sosiologi (1986). Karya-karya Anthony Giddens hingga sekarang ini, antara lain The Class Structure of Advanced Societies (1975), Capitalism and Modern Social Theory. An Anilysis of the Writting of Marx, Durkheim and Weber (1971), New Rules of Sociological Method (1976 direvisi 1993), Membuat pamplet The Thrid Way : The Renewal of Social Democracy (1998),  dan The Contitution of Society : Outline of the Theory of Structuration (1984). Awal pemikirannya dimulai dengan membuat buku berjudul The Contitution of Society : Outline of the Theory of Structuration (1984) yang terdiri dari (subyektivisme dan voluntrisme) serta (obyektivisme dan deternimisme). Subyektivisme dan voluntarisme merupakan tendensi cara pandang yang memprioritaskan tindakan atau pengalaman invidu. Sedangkan obyektivisme dan determinisme merupakan kecenderungan cara pandang yang memprioritaskan gejala keseluruhan diatas tindakan dan pengalaman individu.
Teori Strukturasi
Strukturasi; Struktural Versus Kontruksi Anti Tesis Giddens
1.    Teori struktural
    terdiri dari beberapa teori turunan yakni struktural fungsional (Auguste Comte dengan teori hukum tiga tahap, Herbert Spencer dengan teori Darwinisme, dan Durkheim dengan teori fakta sosial), struktural konflik (Karl Marx dan Antonio Gramsci dengan teori hegemoni), neofungsional (Jeffery Alexander) dan konflik alternatif (Dahdendrof, Cosser, dan Collins). Hasil dari pengkajian ini menyimpulkan bahwa “struktur lebih berperan penting didalam menentukan proses dan tertib sosial serta tatanan dunia .”
2. Teori Konstruksionisme
    keterbalikan dengan teori struktural. Konstruksionisme percaya pada individu-individu yang otonom yang bisa melakukan perubahan sosial. Hasil dari konstruksionisme melahirkan sosiologi Interaksionisme dan Fenomenologi.
3. Teori strukturasi
    dalam perkembangan kontemporer, Strukturalisme dan Kontruksionisme mendorong munculnya teori strukturasi. Teori ini mencoba mencari linkage/pertautan setelah terjadi perseteruan tajam anatara struktural fungsional dan konstruksionisme fenomenologisme.
    Bagi Giddens, perubahan sosial bukan muncul hanya dari sang ator individual, dan juga bukan hanya dari struktur, melainkan muncul didalam ruang dan waktu (penggabungan antara teori struktural fungsional dengan teori konstruksionisme fenomenologisme.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar