Siapa yang tidak mengenal tempat makan cepat saji yang kini bahkan ada disetiap sudut dunia. Dengan harga yang cukup terjangkau serta penyajian yang tidak membutuhkan waktu yang lama, tempat makan ini diincar oleh masyarakat sekitar dan dianggap mampu membantu para pekerja yang tidak sempat membuat makanan sendiri dirumahnya. Mcdonald, KFC, AW, dan sebagainya menjadi dambaan setiap orang karna sangat dibutuhkan baik sebagai kebutuhan maupun gaya hidup seseorang. Masyarakat yang kini hidup diera globalisasi dengan teknologi yang semakin canggih serta gaya hidup yang semakin meningkat, membutuhkan sesuatu yang berguna untuk hidupnya. Di Amerika Serikat, tempat makan cepat saji banyak dimanfaatkan oleh para buruh yang bekerja dari pagi hingga malam ehingga tidak sempat membuat makanan sendiri. Dengan sistem delivery (pengiriman), mereka mendapatkan kesempatan untuk beristirahat setelah lelah bekerja. Namun, hal itu berbeda dari yang terjadi di Indonesia, yang justru memanfaatkan sebagai tempat menunjukan gaya hidup mereka kepada orang lain. Di Indonesia, Mcdonald, KFC, dan semacamnya justru diisi oleh orang-orang yang merasa hanya mereka yang mampu membelinya. Dengan kata lain, tempat makan cepat saji ini hanya mampu diisi oleh orang-orang yang memiliki cukup uang.
Sebelumnya, ada teori mengenai Mcdonal itu sendiri yang berasal dari teori globalisasi George Ritzer sehingga merambak kepada teori Mcdonalisasi yang tarjadi atas hasil globalisasi.
George Ritzer lahir pada tahun 1940 di Born, Amerika Serikat dan seorang Sosiolog Amerika. Ritzer juga seorang Distinguished University Professor di Universitas Maryland. Minat utamanya adalah teori sosiologi dan sosiologi konsumsi. Ritzer pernah menjabat sebagai ketua American Sociological Association’s Section on Theoritycal Sociology and Organizations and Occupations. Ritzer juga seorang Distinguished Scholar-Teacher di Maryland dan menerima Teaching Excellence Award dan pernah menjabat sebagai UNESCO Chair in Social Theory di Akadeni Sains Rusia, Fulbright-Hays Chair di Universitas York di Kanada, dan Fulbright- Hays Award Belanda. Selain itu, Ritzer adalah seorang Scholar-in-Residence di Netherland Institute for Advanced Studies dan Swedish Colegium for Advanced Studies in the Social Sciences. Karya-karya yang pernah Ritzer ciptakan antara lain: Sociology: A Multiple Paradigm Science (1975), Toward an Integrated Sociological Paradigm (1981), Metatheorizing (1992), The McDonaldization Of Society (1993,1996, 2000), Expressing America: A Critique of the Global Credit Card Society (1995), Enchanting a Disenchanted World: Revolutionizing the Means of Consumption (1999) serta Globalization Of Nothing (2004). Teori globalisasi Basis asumsi teori globalisasi: Globalisasi lebih banyak diawali dengan proses hubungan perdagangan antar bangsa dan Idiologi dominan globalisasi dan neoliberalisme merupakan bagian dari sejarah dominasi dan eksploitasi ini dibagi tiga fase menjadikan inti dari teorinya tentan Mcdonalisasi. Dimulai dengan teorinya mengenai manusia yang terdapat dalam buku The Globalization Of Nothing(2004) yang menyatakan tipe manusia yang terdiri dari Nothing dan Something. Kemudia Ritzer melahirkan teori mengenai Mcdonalisasi yang menyatakan ada 4 prinsip frinchise yakni Efisiensi, Kalkulabilitas, Prediktabilitas, serta kontrol sehingga melahirkan “Privatisasi pendidikan adalah konsekuensi logis dari 'McDonaldisasi masyarakat' (McDonaldization of Society) yang menurut George Ritzer, seorang sosiolog Amerika, menggunakan prinsip teknologisasi, kuantifikasi, terprediksi dan efisiensi dalam setiap sendi kehidupan.
MCDONALISASI SEBAGAI PENGARUH DARI MODERNISASI
Globalisasi mencakup sejumlah proses transnasional yang dipisahkan satu sama lain walaupun mereka dapat dilihat sebagai sebuah hal yang mengglobal dalam capaian mereka, globalisasi telah menjadi perhatian bagi kalangan bisnis, khususnya munculnya pasar-pasar global dan berbagai teknologi. Menurut Plummer (2010) globalisasi dari bank dunia ke PBB hingga ke greenpeace dan disneywork dari marathon internasional dan konser global hingga wisata umum dan internet, kita dapat menjumpai orang bergerak dalam jaringan tampa dibatasi oleh ruang komunikasi, manusia membentuk jaringan diseluruh dunia dan membuat wilayah local menjadi global dan wilayah global menjadi local. Contoh untuk dapat ayam goreng ala Kentucky,kue ala Dunkin tidak perlu ke AS karena sudah ada di Indonesia bahkan sudah merambah ke kota-kota kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar