Selasa, 27 Desember 2016

53. Pengembangan Pendidikan IPS di Masyarakat


    Pendidikan IPS yang selama ini terkesan jalan di tempat, masih belum mendapatkan posisi yang membanggakan di tengah arus globalisasi. Menghadapi fenomena ini, Pendidikan IPS  harus resp[onsif dan menata diri berhadapan dengan globalisasi. Menurut Somantri, PIPS harus mampu m,engembangkan dan mempelopori pembaharuan dalam IPS, karena dengan berkembangnya PIPS yang berpotensi untuk mengembangkan diri ke arah peningkatan mutu lewat berbagai pembaharuannya.
    Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, apabila PIPS ingin tetap eksis dan mempunyai kedudukan yang berarti bagi umat manusia.
    Pertama, pembaharuan kurikulum PIPS hendaknya bukan sekedar tambal sulam, tetapi lebih bersifat interdispliner, dan berorientasi pada ‘functional knowledge’ serta aspirasi kebudayaan Indonesia dan nilai-nilai agama. Kedua, pengajar harus mampu menyajikan pengajaran/ pembelajaran yang bersifat interdisiplin, berperan sebagai fasilitator pembelajar, dan menjadi problem solver baik di kampus/ sekolah maupun di tengah-tengah masyarakat. Pengajar harus mampu memahami kebutuhan dasar lingkungannya, sehingga Pengajaran PIPS tidak bersifat kering. Ketiga, membangun hubungan hubungan secara sinergis antara LPTK, praktisi pendidikan, sekolah, pembuat kebijakan pendidikan, serta berbagai elemen environment guna melakukan sharing untuk menyusun kurikulum yang integratif dan responsif terhadap permasalahan-permasalahan riil, baik lokal, regional, nasional maupun internasional. Kurikulum IPS harus bersifat fleksibel, yang mana artinya  senantiasa bisa diubah, perubahan berjalan secara kontinu supaya tidak ketinggalan zaman. Keempat, kurikulum IPS mampu membuat estimasi kehidupan yang akan berlangsung 3-0-50 tahun yang akan datang. Paradigma kurikulum PIPS berorientasi ke depan. Anak didik pada masa sekarang, mereka akan menempuh usia dewasanya pada 10-50 tahun yang akan datang. Konsekuensinya, kurikulum harus mampu mengantisipasi kecenderungan-kecenderungan yang akan datang.
    Jadi dapat disimpulkan, bahwa PIPS sebagai syntheic discipline berusaha mengorganisasikan dan mengembangkan substansi ilmu-ilmu sosial secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. PIPS juga mempunyai peran pentig dalam membangun identitas nasional untuk menjadikan peserta didik yang kreatif, mampu memecahkan masalah diri dan lingkungannya, serta menjadi warga negara yang baik dan bermoral.
    IPS merupakan seperagkat fakta, peristiwa, konsep, dan generallisasi yang berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusia untuk membangun dirinya, masyarakatnya, bangsanya, da lingkkungan-lingkungannya berdasarkan pada pengalaman masa lalu yang dapat dimaknai untuk masa kini, dan diantisipasi untuk masa yang akan datang.
Menurut  (Mikarsa, Taufik & Prianto, 2007, hal. 2. 17) pengembangan pada dimensi vertikal  ini mengandun g arti bahwa penyelanggaraan pendidikan sekolah dasar selain merupakan perwujudan pendidikan yang adil dan merata juga harus memperrtimbangkan keragaman peserta didik baik dalam aspek kemampuan, pola hidup maupun lingkungan sosial budaya, dimana mereka tinggal.
Menurut (Suharto, 2009, hal. 38) pengembangan masyarakat memliki fokus terhadap upaya menolong anggota masyarakat yang memiliki kesamaan minat untuk bekerja sama, mengidentifikasikan kebutuhan bersama dan melakukan kegiatan bersama untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Sedangkan, menurut Supriya, (2009:176) menyatakan bahwa pengembangan PIPS di masyarakat adalah salah satunya dengan pengembangan partisipasi sosial, dimana topik utama dari pengembangan partisipasi soisal ini yakni pengembangan kepekaan sosial dan menerapkan strategi pengebangan partisipasi sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar