Sistem artinya hubungan saling terkait antara bagian satu dan bagian lainnya yang berfungsi melakukan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pandangan ilmu-ilmu sosial, sistem sosial diartikan sebagai hubungan antara bagian-bagian (elemen-elemen) di dalam kehidupan masyarakat terutama tindakan-tindakan manusia, lembaga sosial, dan kelompok-kelompok sosial yang saling mempengaruhi. Hubungan antar –elemen tersebut selanjutnya menghasilkan produk-produk interaksi itu sendiri, yaitu nilai-nilai dan norma-norma sosial yang keadannya selalu dinamis. Di dalam teori-teori sosial terdapat dua pendekatan yang selalu menjadi bahan referensi (rujukan) dalam setiap pembehasan atas segala-segala.
1. Pendekatan fungsional
Pendekatan ini menggunakan teori yang dikemukakan oleh Talcott Parson, yang telah mengemukakan beberapa poin teori sistem sosial. Poin-poin tersebut di antaranya:
a. Kehidupan sosial itu terdiri dari gabungan-gabungan atau elemen-elemen yang saling berhubungan antara satu dan lainnya.
b. Hubungan antar-elemen tersebut bersifat saling pengaruh mempengaruhi.
c. Sistem sosial selalu bergerak ke arah keseimbangan yang dinamis
d. Integeritas sosial yang terjadi dilakukan melalui proses adaptasi, institusionalisasi, dan proses-proses lainnya.
e. Perubahan sistem sosial disebabkan oleh adanya penemuan-penemuan baru di dalam masyarakat.
f. Perubahan sistem sosial terjadi secara gradual, artinya penyesuaian antar unsur
g. Daya integrasi sosial dari sistem sosial akibat terjadinya konsensus nilai dan norma sosial.
2. Pendekatan konflik
Yang dimaksud dengan konflik adalah keadaan anggota masyarakat yang saling bertikai, bertentangan, dan bersaing dengan keinginan untuk saling menyingkirkan, menjatuhkan, mengalahkan, hingga memusnahkan, walaupun harus menggunakan kekerasan untuk mewujjjudkan keinginan tersebut. Dengan demikian, pendekatan ini mengasumsikan kehidupan sosial selalu berada dalam konflik.
Beberapa asumsi pendekatan ini adalah:
1. Satu kelompok lebih berkuasa dari kelompok yang lain adalah sebuah kenyaytaan yang tidak dapat dihindari.
2. Masyarakat merupakan suatu arena terjadinya konflik-konflik baik bersifat nyata dan yang tidak nyata.
3. Kelompok yang berkuasa mengguanakan sistem kepercayaan yang ada, media massa dan sistem pendidikan untuk mempertahankan dan mengembangkan kekuasaannya.
4. Dalam kondisi tercapainya konsensus, bentuk pencapaiian tersebut bersifat semu atau samar sebab di dalamnya tersimpan konflik laten.
5. Walaupun di dalam kehidupan sosial terrdapat nilai dan norma, setiap langkah hidup manusia punya kecenderungan untuk melanggar, sehingga ketaatan masing-masing anggota masyarakat bersifat terpaksa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar