Selasa, 27 Desember 2016

57. Perilaku Menyimpang


Membahas perilaku menyimpang bukanlah fenomena baru. perilaku tersebut sudah ada sejak anak-anak Nabi Adam, Habil dan Qabil, menentang aturaan ayahnya, homoseksualitas kaum Nabi Luth yang dilaknat Tuhan, hingga tindakan anak pada masa kini yang mengonsumsi narkoba serta berbagai tindakan yang dilakaukan oleh gembong narkoba dan kejahatan antarnegara. Yang patut dipertanyakan adalah mengapa masih banyak perilaku menyimpang dalam kehidupan masyarakat walaupun sudah ada tatanan nilai dan norma yang mengatur kehidupan bagi setiap orang. Membahas perilaku menyimpang bukan berarti mengajak pembelajar sosiologi menjadi menyimpang, akan tetapi lebih diarahakan mencari sebab musabab mengapa sekelllompok orang menjadi menyimpang dan bagaimana menyelesaikannya.
Sementara ini, titik permasalahan yang menjadikan sekelompok oang menjadi menyimpang adalah cara manusia itu sendiri dalam mencapai tujuan. Semua orang memiliki tujuan dan kehendak untuk mencapai kepuasan diri. Namun tidak semua orang mendasarkan diri pada tatanan nilai dan norma yang ada dalam memenuhi kebutuhannya. Ada sebagian kelompok yang menilai bahwa nilai dan norma justru dianggap sebagai bentuk pengekangan atas kebebasan dirinya. Motif untuk mencapai tujuan dengan caranya sendiri tanpa mengindahkan nilai dan norma masyarakat itulah yang menjadi faktor pendorong sekelompok orang melakukan penyimpangan.
Sifat cara manusia untuk mencapai titik tujuan (kepuasan) tersebut digolongkan menjadi dua macam, yaitu; (1) tindakan yang sesuai dengan norma-norma yang diteerima oleh masyarakat banyak atau norma umum. Tindakan ini disebut konformis. (2) Tindakan yang berlawanan dengan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat. Tindakan yang pertama dianggap sebagai tindakan yang benar (konformitas), sedengkan tindakan yang kedua disebut sebagai tindakan yang menyimpang daari pola-pola atau aturan atau perilaku menyimpang atau penyimpangan (deelinqueen).
Fenomena perilaku menyimpang dalam kehidupan bermasyarakat memang menarik untuk dibicarakan. Sisi yang menarik bukan saja karena pemberitaaan tentang berbagai perilaku manusia yang ganjil dapat mendongkrak oplah media massa dan rating dari suatu mata acara di stasiun televise, tetapi juga karena tindakan menyimpang dianggap dapat mengganggu ketertiban masyarakat. Kasus pelanggaran norma susila dan berbagai tindakan kriminal ditayangkan oleh berbagai stasiun televisi, atau gossip gaya hidup selebritis yang tekesan jah berbada dengan kehidupan nyata masyarakat, meskipun dicari penontonnya karena dapat memenuhi hasrat ingin tahu mereka, juga sering kali dicaci karena perilaku yang dianggap tak layak.
Perilaku menyimpang kemudian menyiratkan kesan, meskipun tidak ada masyarakat yang seluruh warganya dapat menaati dengan penuh seluruh aturan norma sosial yang berlaku tetapi apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh seseorang, maka hal itu dianggap telah mencoreng aib diri sendiri, keluarga maupun komunitas besarnya. Sebagai akibatnya masyarakat bertindak dengan cara mengefektifkan control sosial, misalnya dengan bergunjing atau rerasan. Media masa sebagai kepanjangan tangan control masyarakat juga sering kali menampilkan berita yang memojokkan seseorang atau sekelompok orang yang dianggap menyimpang. Menghujat atau bahkan mengucilkan orang-orang yang dianggap menyimpang merupakan salah satu bentuk hukuman yang cukup berat. Kontrol itu sebetulnya juga adalah reaksi masyarakat terhadap tindakan yang tidak sesuai dengan norma sosial.
Sumbangan sosiologi sendiri cukup signifikan dalam memetakan berbagai bentuk penyimpangan perilaku dan reaksi masyarakat yang ditimbulkannya.Kajian tentang perilaku menyimpang dipelajari oleh sosiologi karena berkaitan dengan pelanggaran terhadap norma sosial dan nilai kultural yang telah ditegakkan oleh masyarakat. Selain itu, melalui teori dan hasil-hasil penelitian yang dikembangkannya, sosiologi membantu masyarakat untuk dapat menggali akar-akar penyebab terjadinya tindakan menyimpang. Upaya untuk menghentikan atau paling tidak menghentikan bertambahnya penyimpangan perilaku dapat dipelajari pula melalui kajian tentang lembaga control sosial dan efektifitasnnya dalam mencegah terjadinya tindakan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar