Selasa, 27 Desember 2016

7. AKIBAT KONFLIK SOSIAL



Secara garis besar, sosiologi membedakan tiga macam akibat pertentangan, diantaranya adalah; Pertama, bertambahnya solidaritas kelompok (in group feeling) atau goyah atau retaknya suatu kelompok. Konflik akan berakibat ganda, yaitu; (1) makin eratnya hubungan antar-individu atau kelompok sosial dan; (2) makin retaknya hubungan antar-individu atau kelompok sosial dikarenakan adanya oerbedaan dan persamaan. Biasanya persamaan dan perbedaan tersebut akan memilah-milahkan kelompok satu dan kelompok lainnya yang terwujud dalam bentuk in group dan  in group feeling. In group feeling akan berakibat pada makin eratnya hubungan sosial, sedangkan out group feeling  akan berdamapak pada saling bertikai antarkelompok.
Kedua, perubahan kepribadian seseorang, artinya jika bentuk pertentangan itu terjadi karena hubungan saling mendominasi antara orang atau kelompok satu dan orang atau kelompok lainnya, maka biasanya kelompok yang harus didominasi lama-kelamaan akan berubah karakter kepribadiannya. Bentuk perubahan itu bisa saja semakin pesimis atau semakin pasrah di kalangan kelompok yang terdominasi (tertindas) atau sebaliknya justru semakin berani perangainya karena tidak tahan hidup dalam dominasi atau tekanan pihak lain. Misalnya bangsa Indonesia yang dahulu dikenal sebagai bangsa yang sabar, toleran, ramah menjadi berani karena dijajah oleh bangsa lain, yaitiu Belanda dan Jepang. Hasil perlawanan itu adalah revolusi sosial pada 17 Agustus 1945 yang dikenal sebagai hari kemerdekaan.
Ketiga, hancurnya harta benda atau korban manusia, jika pertentangan yang terjadi tidak berhasil diselesaikan sehingga berujung pada tindakan kekerasan antar-individu atau antarkelompok sosial. Di atara contohnya adalah perang yang berkepanjangan antara Israel yang didanai oleh Amerika Serikat dan Palestina, perang di Irak, Afganistan, konflik etnis yang terjadi di Yugoslavia pada tahun 1992 yang berujung pada hancurnya negara tersebut dan menjadi tiga negara kecil yang dihuni oleh etnis, seperti Kroasia, Bosnia, Serbia, dan berbagai pertentangan antar bangsa lainnya.
Keempat, akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak, yang secara kasatmana dapat dilihat pada invasi Amerika Serikat dan sekutunya ke negara-negara lain yang dianggap menguntungkan pihak Amerika Serikat, seperti di Kuba, Afganistan, Irak dan sebagainya yang akhirnya dominasi Amerika Serikat di negara-ngera tersebut semakin kuat, sementara posisi denga-negara yang didominasi semakin lemah. Bentuk dominasi tersebut yang paling mencolok adalah ekspolitasi minyak bumi yang sangat vital dalam memainkan politik internasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar