Selasa, 27 Desember 2016

25. Sosialisme Reformis dan Revolusioner sebelum Tahun 1914

Mulai tahun 1870, kekuatan industri Inggris telah di ungguli oleh kekuatan industri Amerika Serikat dan hampir dipecundangi oleh kekuatan industri Jerman. Sejak kira-kira tahun 1873, dunia dunia terperosok kedalam krisis ekonomi yang panjang dan serius. Ledakan ekonomi tahun 1850-an dan 1860-an disebabkan oleh sejumblah besar pembangunan rel kereta api di seluruh dunia. Perluasan pesat sektur ini menyusut, persaingan dalam sektot industri tradisional menguat, dan rata-rata laba menurun. Pertanian di Eropa juga terkena dampaknya, karena rel kereta api dan kapal uap menyebabkan gandum berkualitas tinggindan murah dari Amerika dan Rusia bisa diperoleh dalam jumblah besar.
Banyak firma yang terpaksa gulung-tikar,  dan firma-firma yang masih bertahan seringkali harus menghadapi keadaan yang nyaris mendekati monopoli untuk komuditas-komuditas tertentu. Kalaupun tidak tidak terjadi monopoli, terbentuknya perseroan dan kartel secara luas pun menimbulkan dampak yang serupa. Ini berarti terpusatnya pengaruh yang menentukan terhadap industri secara besar-besaran (kendati, secara folmal, iya sejalan dengan perluasan kepemilikan legal atas industri melalui terbentuknya perusahaan-perusahaan perseroan dengan sejumblah besar pemegang saham).
Salah satu tanda krisis itu adalah jatuhnya harga. Ini berarti, bagi para buruh yang bisa mendapatkan pekerjaan, upah riil tidak menurun, kendati melemahnya organisasi-organisasi kelas buruh sebagai akibat dari pengangguran mengakibatkan menurunnya uang upah dan beberapa kemunduran lainnya. Kesulitan yang dihadapi para penganggur itu sedemikian parah sehingga terjadilah emigrasi besar-besaran.
Pertumbuhan ekonomi belum benar-benar pulih sampai kira-kira tahun 1896. Ketika pada akhirnya pertumbuhan ekonomi menggeliat lagi, ia sebagian harus menghadapi efek purifikasi krisis yang telah mematikan industri yang memang sudah tak berdaya, dan sebagian harus menghadapi ekspliotasi yang kian meningkat secara agresif atas sumberdaya alam dan tenaga kerja murah di daerah jajahan. Upaya untuk mengamankan kepemilikan kolonial di Afrika dan Asia memerlukan pengeluaran negara untuk persenjataan, dan hal ini selanjutnya merupakan pendorong penting bagi perekonomian. Kebangkitan ekonomi ini dengan demikian terkait dengan imperiallisme, nasionalisme, dan militerisme.
Krisis telah menyebabkan aktivitas sekitar menjadi lebih diperlukan, kendati juga lebih sulit. Radikalisasi tertentu atas sikap pragmatis tradisional dari serikat-serikat dagang Inggris berlangsung selama periode ini, sedangkan di Jerman, serikat-serikat dagang maupun partai-partai sosialis bermunculan. Partai-partai itu bersatu menjadi partai sosial Demokrat Jerman pada tahun 1875. Ia dilarang dan menghadapi tuntutan hukum selama tahun 1880-an, namun muncul dengan kekuatan dukungan yang besar ketika larangan atas sosiallisme dihapuskan. Internasionale kedua dibentuk pada tahun 1889 (pada sebuah pertemuan untuk memperingati Revolusi Perancis) dan didasarkan pada prinsip-prinsip Marxis.
Pada sekitar peralihan abad, didalam Internasionale dan didalam Partai Sosial Demokrat Jerman terjadi perdebatan apakah gerakan kelas buruh harus tetap setia pada Marxisme. Dalam partai Jerman, Eduared Bernstein dan para pengikutnya menyatakan bahwa Marxisme perlu ditinjau-ulang. Mereka berpendapat, kemakmuran baru menyebabkan pandangan Marx tentang keambrukan kapasitas tampak kurang meyakinkan. Kemelaratan kelas buruh tampaknya tidak semakin memburuk, dan keberhasilan partai Sosial Demokrat untuk menggalang dukungan menyebabkan partai mempunyai kemungkinan untuk mengambil-alih negara secata berangsur-angsur. Jadi banyak yang mulai memilih pendekatan reformis dari pada pendekattan revolusioner terhadap sosialisme. Mereka berpendapat, pemilihan pajak penghasilan akan mengarah pada distribusi kemakmuran yang lebih adil dan merata, sedangkan nasionalisasi secara berangsur-angsur atas sarana-sarana produksi yang penting lambat-laun akan memungkinkan keras buruh mengarahkan perekonomian melalui negara.
Sudut pandang refotmis itu mencakup peninjauan ulang atas pandangan Marxis tentang negara; negara bukan lagi dilihat alat penindasan, namun sebagai agen netral yang bisa dijalankan oleh wakil-wakil dari para pemilik modal maupun buruh. Ini mengandaikan bahwa kelas buruh harus berupaya memperluas pengaruh negara kedalam semua wilayah kehidupan, karena kekuatan dukungan memilih selanjutnya bisa di pakai memperoleh kekuatan sosial yang nyata.
Banyak revisionis yang mengandung pengaruh Hegalian atas pemikiran Marxis berbahaya, dan berusaha mengarah kan gerakan keras buruh kembali ke filsafat sosial yang didasarkan pada Kant. Menurut mereka, sosialisme dengan demikian harus dipandang sebagai kerajaan tujuan-tujuan, sebuah cita-cita yang harus di perjuangkan oleh kaum sosialis agar dapat mungkin mendekati kenyataan. Pada saat yang sama, komitmen terhadap cita-cita sosialisme haruc di cegah agar tidak menghancurkan hukum dan ketertiban.
Revesionisme Berenstein ditolak mentah-mentah, baik dalam partai Jerman maupun didalam Internasionalisme; namun terlepas dalam hal itu, revisionisme menjadi semakin berpengaruh di partai Jerman, Partai Buruh Inggris (didirikan tahun 1900), dan di kebanyakan partai-partai sosial demokrat lainnya di Eropa. Namun banyak diantara partai-partai itu yang tetap mempertahankan unsur sosialis revolusioner, yang dalam beberapa segi menjadi partai-partai yang amat kuat, terutama di Jerman dan rusuia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar