Selasa, 27 Desember 2016

28. TEORI ASAL USUL MASYARAKAT


    Terdapat berbagai teori tentang asal usul terbentuknya masyarakat. Pertama, ada yang berpendapat, bahwa masyarakat terjadi karena adanya faktpr bawaan atau sifat dari manusia yang sejak kelahirannya memiliki keinginan untuk bergaul dengan orang lain. Dengan kata lain, bahwa masyarakat terbentuk karena adanya fitrah manusia sebagai makhluk sosial (zoon politikon).
    Selain itu, masyakat juga terjadi karena adanya berbagai perisitiwa yang memungkinkan orang untuk saling berkomunikasi , berinteraksi dan membangun solideritas sosial. Peristiwa tersebut misalnya, karena adanya migrasi atau perpindahan penduduk dari satu daerah kedaerah lain yang disebabkan karena adanya peperangan, atau konflik di daerah asalnya itu yang memaksa mereka untuk migrasi ke daerah lain. Di daerah baru itu kemudian mereka berkomunikasi dan berinteraksi dengan kelompok lain, dan karenanya terjadilah masyarakat yang baru.
    Selanjutnya ada pula teori yang mengatakan, bahwa masyarakat itu terbentuk karena danya tokoh penggerak yang menyatukan diantara manusia itu. Pembentukkan masyarakat dalam bentuk yang ketiga ini erat kaitannya dengan great man theory, yaitu teori adanya orang besar yang memaksa kelompok lain untuk bergabung.
    Selanjutnya Murtadha Muthahhari mengemukakan adanya empat teori tentang asal usul masyarakat. Teori pertama, menyatakan, bahwa individu itu lebih dahulu; karena menurut teori ini, keberadaan masyarakat itu tidak sejati, begitu pula wujud hukum,  kebiasaan dan tujuan masyarakat itu bergantung. Hanya individulah yang keberadaannya bersifat nyata dan merupakan objek terkenali dalam pengertian epistimologi. Kehidupan dan tujuan setiap individu saling tak bergantung. Teori kedua, juga mengatakan bahwa individu itu lebih dahulu. Ia tak mengakui bahwa masyarakat merupakan suatu ‘keseluruhan’ yang berdiri sendiri, dan juga menyangkal bahwa sintesa nyata individu-individu merupakan syarat yang harus ada bagi keberadaan masyarakat. Tetapi, ia memandang bahwa hubungan antar individu itu bersifat agak nyata, meski dalam arti hubungan fisik. Menurut teori ini, karena keberadaan  masyarakat bergantung pada individu-individu, maka keberadaan individulah yang sejati dan nyata. Namun, menurut pandangan ini, para individu, sebagai unsure-unsur pokok suatu masyarakat, mempunyai tujuan bersama persis seperti komponen-komponen sebuah mesin atau sebuah mobil yang saling berkaitan dalam bentuk hubungan mekanis sebuah akibat. Terlebih, masyarakat, yakni kelompok individu yang saling terkait, dari sudut pandang sistem khasnya, yang merupakan hubungan mekanis sebab akibat, mempunyai identitas yang lepas dari unsure-unsurnya. Namun, teori ketiga,menekankan bahwa baik individu maupun masyarakat adalah sejati. Teori ini mengakui bahwa kberadaan mereka para individu, karena menurut teori ini  keberadaan unsure-unsur masyarakat (para individu) tak lebur dalam keberadaan masyarakat. Teori ini juga tidak menerima keberadaan tunggal apapun bagi masyarakat, sebagaimana pada senyawa kimiawi. Pada saat yang sama, teori mengakui perwujudan nyata masyarakat, karena beranggapan bahwa sintesa kedirian sama dengan sintesa kimiawi dalam hal bentuk kejiwaan dan pikiran. Teori keempat, percaya bahwa perwujudan masyarakat itu sejati dan mutlak. Menurut teori ini, yang ada hanyalah jiwa bersama, kesadaran bersama, perasaan bersama, kehendak bersama, dan diri bersama. Kesadaran ini tidak lain hanyalah sebentuk perwujudan bersama.
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar