Hegel berpendapat bahwa sangat mudah menyalah pahami kebebasan pribadi dalam masyarakat. Titik tolak yanga agaknya jelas adalah individu Lockean, yang menggap objek sebagai hak miliknya dengan jalan memadukan tenaga kerjanya dengan objek itu. Titik tolak yang mungkin adalah nurani individu seperti digambarkan oleh Kant. Ini tergantung pad aide bahwa seseorang selalu bertindak sedemikian rupa, sehingga orang itu bersedia menaati prinsip tindakan seseorang sehingga menjadi hukum universal. Namun bagi Hegel, ini pun merupakan prinsip yang sama-sama abstrak dan bersifat satu-sisi, tidak mengandung cara yang tepat untuk bisa mengatasi angkara, karena, pada akhirnya, tergantung pada individu itu sendiri untuk memustuskan apakah suatu tindakan itu baik ataukah durjana.
Bagi Hegel, keluarga didasarkan pada cinta alami diantara jenis kelamin dan tidak masuk akal jika memandang hubungan ini berdasarkan kerangka kontraktual seperti yang dilakukan Hobbes dan Kant. Tentu saja, upacara perkawinan merupakan suatu kontrak, namun menurut Hegel, dampak perkawinan justru adalah menjauhi kebebasan legal dari dua pribadi, dan mencipta ruang yang melampaui hukum. Tujuan perkawinan adalah untuk memungkinkan orang-orang mencapai bentuk kebebasan yang lebih tinggi, di mana seorang perempuan akan memiliki domain aman dan tertutup, di mana ia bisa mengembangkan perasaan nalurinya, dan di mana seorang laki-laki bisa bersantai sesudah bekerja, karena memang sudah sifat dasarnya untuk bekerja, di dunia luar. Anak-anak adalah perwujudan cinta di antara orang tua mereka, dan perkembangan awal mereka harus berlangsung didalam keluarga, meski pada akhirnya mereka harus meninggalkannya dan membangun rumah tangga mereka sendiri.
Bagi Hegel, ruang kehidupan yang berada di luar kelurga adalah masyarakat sipil. Ini terdiri dari hubungan-hubungan di antara berbagai keluarga, terutama sejauh mereka saling tergantung pada produk yang dihasilkan yang satu dan yang lain. Keluarga tukang roti, misalnya, akan menghasilka roti lebih banyak daripada yang mereka konsumsi sendiri, dan mereka akan mempertukarkan sebagian besar roti mereka dengan produk-produk lain melalui medium pasar, sehingga pada akhirnya seluruh ragam kebutuhan mereka akan terpenuhi, pada gilirannya, kelurga-keluarga lain bisa mengkhususkan diri pada cabang-cabang produksi lain dan cukup mengandalkan tukang roti untuk memenuhi kebutuhan mereka akan roti, dan seterusnya. Hegel beranggapan bahwa hakikat esensial masyarakat sipil telah dikasi dengan benar oleh para ekonom politik seperti Adam Smith. Namun berbeda dengan Smith, Hegel memperkirakan bahwa masyarakat sipil akan menghasilkan konflik, dan akan berjalan sedemikian rupa sehingga merugikan kelompok-kelompok sosial tertentu. Secara khusus ia berpendapat, jika masyarakat sipil dibiarkan berjalan secara bebas berdasarkan kekuatan-kekuatan pasar, akibatnya adalah terjadinya pemusatan kekayaan di tangan segelintir orang dan terciptanya sejumlah besar orang-orang miskin yang tak berdaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar