Telah banyak referensi sosiologi yang menampilkan bab tentang “perilaku menyimpang dan antisosial”, akan tetapi kebanyakan dari buku-buku tersebut hanya membahas tentang perilaku menyimpang, tanpa menyebutkan secara detail apa yang dimaksud dengan perilaku antisosial tersebut.
Kelompok antisosial biasanya tidak memiliki kepedulian dengan orang lain atau masyarakat di sekitarnya. Mereka merupakan kelompok yang hanya memiliki kesenangan menurut pribadinya tanpa mengindahkan orang lain di sekitarnya. Pendapat orang lai tidak menjadi bahaan pertimbangan perilakunya, yang penting mereka terpenuhi ekspresi keinginannya. Kelompok ini sering bersifat cuek dengan apa yang ada di sekelilingnya. Banyak di antara mereka yang terjerumus ke tindakan-tindakan melawan hukum, seperti komunitas “geng motor” yang sering kali membuat onar di dalam masyarakat. Mereka tidak lagi mengindahkan seperangkat nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat, sehingga kelompok ini sering kali seolah-olah membentuk dunia mereka yang bebas dari norma-norma dan nilai-nilai sosial yang ideal.
Komuitas antisosial dapat dikatakan sebagai bentuk kelompok anak-anak atau orang-orang yang memiliki gaya hidup sesuai dengan selera mereka, tanpa disadari apakah selera tersebut sejalan dengan nilai dan norma sosial atau tidak. Bagi mereka nilai-nilai dan norma sosial dianggap sebagai bentuk kekangan yang mengikat kebebasannya. Mereka dapat melakukan apapun tanpa peduli apa yang dikatakan oleh orang-orang atau masyarakat di sekelilingnya, misalnya mengonsumsi narkoba, seks bebas, mencuri, dan berbagai tindakan lain yang meresahkan warga masyarakat.
Di antara kelompok ini dapat dijumpai dijalanan dengan mengenakan pakaian yang berbeda dari kelompok orang yang “normal”. Beberapa orang mengatakan bahwa kelompok anak-anak jalanan adalah sekelompok anak-anak yang tidak layak hidupnya, menderita dan tidak mampu memenuhi hak-haknya sebagai anak, seperi belajar, kasih sayang, dan sebagainya. Akan tetapi, sebaliknya kelompok anak-anak jalanan belum tentu memiliki pemikiran sebagaimana yang dipikirkan oleh kebanyak orang. Beberapa kasus pernah terjadi dimana salah seorang anak jalanan ketika dipungut oleh orang kaya denagn niat akan dididik dan diberikan kehidupan yang layak agar masa depan mereka lebih baik. Akan tetapi, ketika anak tersebut dipunggut dan bertempat tinggal di rumah gedongan justru dia kabur, sebab anak itiu menggap bahwa rumah gedongan dengan seperangkat aturan yang harus dipenuhinya adalah kekangan baginya. Dengan demikian, ia merasa “jalanan” adalah tempat hidup dan tempat perlindungannya.
Degan demikian, perilaku antisosial adalah kepribadian seseorang yang menunjukkan keacuhan, ketidakpedulian, dan/atau permusuhan yang seronok kepada orang lain, terutama yang berkaitan dengan norma sosial dan budaya. Orang yang antisosial biasanya blak-blakan tidak peduli dengan hak dan perasaan orang lain. Istilah antisosial secara formal disebut penyimpangan kepribadian yang antisosial (antisocial personality disorder). Orang dengan penyimpangan ini, kebanyakan laki-laki, memiliki pengendalian emosi negatif yang rendah, rasa empatinya sedikit, dan biasanya mereka kosong atau hampa. Bahkan ada sebagian orang atau image dari kelompok ini sendiri sering kali dicap sebagai kelompok “raja tega”, dikarenakan kelompok ini kebanyakan tidak memiliki rasa belas kasihan kepada orang lain. Mereka dengan mudah menyakiti orang lain tanpa sedikitpun merasa bersalah dari apa yang mereka lakukan.
mbak, apa boleh saya minta daftar pustakanya. terima kasih
BalasHapus